Temen gw, suatu ketika menanyakan suatu pertanyaan (atau malah suatu pernyataan), yg begini neh bentuk pertanyaan (pernyataannya) itu, "Vie, kalo lo menikah lagi nanti, lo pasti memilih pasangan atas dasar lebih mengutamakan anak2 lo ya?"
"Hm...maksud lo tentang kepentingan anak2 apa ya?"
"Ya mungkin lebih tepat dibilang kebutuhan anak2, misalnya yg bisa menjamin atau memberikan pendidikan yg lebih baik untuk anak2, yg bs menyokong kebutuhan lo dan anak2 sehingga lo ga perlu kerja lagi dan bisa 100% mendampingi anak2..yah kayak gitu deh"
"Well, mungkin lo benar, tp hal-hal yg lo sebutin tadi bukan yang utama"
"Maksud lo?"
"Cinta yg suci antara gw dan calon (suami) bagi gw adalah unsur yg paling utama dan harus ada kl gw (mo) menikah lagi"
"Ahhh? hari gini lo maseh mikirin cinta?, kayak ABG aja...realistis aja Vie, lo sekarang bukan single lagi, anak2 dgn segala kebutuhannya adalah yang paling utama, jd menurut gw bla...bla..."
Sementara temen ge maseh semangat menasehati, gw tenggelam dalam alam pikiran gw sendiri.
Mungkin kata orang kalo mo menikah itu jangan modal cinta aja, keep rasional and logic. Dan kata orang juga cinta itu bisa naik dan turun. Tapi entah kenapa, apapun status gw (janda dgn anak kek, perawan kek) tetep percaya (karena gw udah ngalamin neh makanya gw bisa ngomong), cinta tetep merupakan modal awal dan utama apabila hendak menikah.
Karena dengan adanya cinta, kita akan mau selalu memahami, menghargai dan yang paling penting tetep mau berada disamping pasangan (begitupun sebaliknya) terutama di masa2 sulit.
Percaya deh, kalo cuma cinta yang bisa begitu. Cinta yang bener2 tulus, yang tidak (terlalu) dilandasi oleh niat ataupun maksud2 tertentu, bukan cinta karena dia ganteng atau tajir.
Karena cinta yang spt itu juga, maka kita dan pasangan juga akan menerapkan hal yang sama dengan ikhlas,tanpa prasangka apapun, kepada masing2 keluarga.
Jadi, cinta bagi gw emang teramat penting apabila gw memutuskan untuk menikah karena gw ga bisa lagi (even membayangkan) untuk menjalani perkawinan tanpa cinta di dalamnya. Lagipula gw juga yakin, ga ada seorangpun di dunia ini, tua-muda/rupawan-tidak/kaya-miskin) rela dimanfaatkan untuk kepentingan/keuntungan orang lain, dan kita sendiripun tidak akan mau hal yang sama terjadi pada kita, anak2 kita, keluarga, maupun teman2 yg kita sayangi.