Jangan Pegang 'Burung-nya' Nak...Ga Terbang Kok:)
'Azka, jangan pegang-pegang 'burungnya'!
Teriakan adekku melarang kebiasaan anaknya untuk memegang 'sang burung' menarik perhatianku. Terus terang, ini bukan pertama kali aku mendengar kaum ibu memperingatkan anak-anak mereka yang berjenis kelamin pria untuk tidak memainkan penis mereka. Kadang-kadang kelakuan sang para ibu ini membuatku tersenyum geli. Kira-kira apa ngerti ya anak-anak yang kebanyakan berumur dibawah 4 tahun itu? Dan tawaku pun tidak bisa aku tahan ketika diriku mendengar anakku yang cewek, si Zahra, berkomentar "Wah memangnya 'anu-nya' dedek Azka ada sayapnya ya? Mungkin dedek Azka takut 'anu-nya' terbang, tante?"...ha...ha...ha....
Aku pun mempunyai satu orang anak cowok dan syukurnya anakku tidak mempunyai kebiasaan seperti keponakanku. Tapi, kelakuan keponakanku yang memegang penisnya seakan-akan memang takut 'sang burung terbang' seperti katanya Zahra ha....ha...membuatku berpikir, mungkin sudah saatnya para ibu menambahkan satu aturan baru lagi khusus untuk anak-anaknya yang berjenis kelamin pria, yaitu JANGAN MEMEGANG SANG BURUNG he..he...
Aku ga becanda kok. Aku hanya berpikir mungkin satu aturan baru ini perlu untuk mencegah kebiasaan memegang penis ini menjadi kebiasaan yang permanen, yang terbawa sampai mereka beranjak besar. Apalagi para ahli psikologi anak pada umumnya mengatakan bahwa ini adalah saalah satu fase tumbuh-kembang yang normal, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku setuju sekali, tetapi jangan sampe kebablasan juga. Kebiasaan ini yang dipandang wajar-wajar saja dilakukan anak-anak balita, akan berbeda sekali menjadi 'menjijikkan' apabila para remaja maupun dewasa pria masih sering kedapatan melakukan kebiasaan ini. Jadi, masih menurutku, tidak ada salahnya kaum ibu mengatakan 'Jangan berbicara selagi makan', juga menambahkan "no hands in the pants" or "no touching your penis in public" ha..ha..
Tapi, mengapa ya kok kaum pria dari anak kecil sampai usia dewasa seneng banget memainkan sang penis? Have boys and men really been carrying this burden in silence for centuries? Could this be the answer to their constant hornyness? Wah, kayaknya hanya para pria neh yang bisa menjawab misteri sang penis ini:)