Kodrat Wanita adalah pesan dari Ibu Kartini
Wow tahun 2011 di hari ini ga terasa sudah memasuki bulan April, tepatnya tanggal 21 yang kebetulan tanggal ini merupakan tanggal istimewa bagi hampir setiap perempuan di Indonesia, terutama buat para perempuan feminis yang terkenal dengan slogan emansipasinya. Yup, hari ini adalah peringatan kelahiran hari ibu kita Kartini, hari peringatan perjuangan kesetaraan hak perempuan, namun diriku lebih menganggap hari Ibu kita Kartini ini sebagai saat untuk kita, para kaum perempuan, untuk eling alias sadar kembali akan kodratnya diciptakan sebagai wanita oleh Sang Maha Pencipta.
Jujur, saya bukan penganut paham feminisme yang menurut saya, faham ini dan pada jaman sekarang ini semakin salah kaprah. Dan saya yakin juga, Ibu kita Kartini apabila masih hidup pun tidak akan setuju pada paham ini. Apabila membaca buku Habis Gelap Terbitlah Terang, dimana memuat salah satu surat yang ditulis sang Ibu untuk sahabatnya di Belanda,""Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]", maka jelas sekali dapat dilihat bahwa Ibu kita Kartini tidak sepaham dengan Feminisme yang berkiblat ke budaya negara barat sana.
Sebagai perempuan yang cerdas, Ibu kita Kartini agaknya sudah dapat memperkirakan bahwa semangat kesetaraan hak perempuan yang kebablasan hanya akan merusak moral manusia, dan tentunya moral bangsa pada akhirnya. Contohnya, pergaulan bebas remaja yang makin meluas akibat kurang perhatian oleh kedua orang tua karena sama-sama sibuk kerja; semakin banyaknya perceraian dikarenakan kaum istri tidak lagi menghormati suaminya hanya karena gaji suaminya lebih rendah dari dirinya; stigma feminisme yang bisa memancing rasa kebencian terhadap kaum lelaki dapat berdampak perempuan lebih memilih untuk 'nikah' dengan sesama jenis atau mempunyai anak tanpa pernikahan, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
Setiap hidup ini pasti ada unsur dan hal lain yang membatasi. Suatu batasan yang dimaksudkan untuk tujuan baik. Agar kita tidak melenceng dari tujuan awal kehidupan ini yang sebenarnya telah ditetapkan oleh Tuhan kepada kita semenjak kita dilahirkan ke dunia ini.Perempuan dengan fitrahnya bukan berarti lemah. Itu adalah sebuah kelebihan untuk mendidik generasi yang berkualitas. Laki-laki dengan fitrahnya bukan berarti kuat dan sewenang-wenang terhadap perempuan. Itu maknanya laki-laki berfungsi untuk melindungi, menyayangi dan menghormati perempuan.
Bukankah kita bangga diciptakan sebagai perempuan? Bukankah sebagai umat beragama kita bersyukur telah diciptakan? Bukankah kita mencintai diri kita sendiri? Lalu mengapa kini kita malah menentang kodrat-Nya untuk diri kita? Kalau kita mencintai diri kita lalu mengapa ingin merubah diri kita menjadi seperti orang lain?
Oleh karena itu, di hari Ibu kita Kartini ini, maka marilah kita para perempuan untuk sejalan dengan cita-cita perjuangan Kartini, pendidikan bagi perempuan bukanlah untuk bersaing dan menyamai laki-laki. Tapi semata-mata sebagai fungsi awal yang sesuai dengan fitrah yaitu sebagai pendidik utama bagi keluarga, suami dan anak-anaknya.