Hi all,
Temanku yang bernama Ikke, pada suatu hari maen ke rumah..Katanya seh kangen ma gw..tapi gw tau kalo dia ada sesuatu yang pengen dicurhatin ...biasalah Alvi kan tempat curhat he..he...(Alvi mungkin oke soal teori tapi jangan tanya kalo soal prakteknya..ancurrrrr:)
Ternyata emang Ikke lagi bingung, apakah sebaiknya menikah lagi atau tidak ? Dan kalo iya, apakah sebaiknya menikah dengan duda atau seseorang yang berstatus single?...Intinya seh dia meminta pendapat gw atas hal ini.
So, gw mo sharing disini...cerita gw dengan Ikke..
Mungkin gw pernah cerita kalo setelah cerai sama sekali ga kepikiran untuk menikah lagi. Pengennya cuman ngebesarin anak2 aja. Dan terus terang, alasan gw tidak mau menikah lagi adalah pertama karena tidak ingin disakitin lagi (sinetron banget ya he..he..), kedua karena gw punya anak cewe, dan ketiga karena gw tau sulit sekali ketemu orang yang mau menerima dan bisa menyayangi anak2ku dengan tulus.
Tapi...keluarga dan temen2 pada nasehatin untuk jangan punya niat seperti itu. Wah waktu itu mah gw tambeng aja. Sampe suatu hari anak2ku bilang minta papa baru hi...hi..alasannya mereka jealous kalo liat teman2 mereka punya orangtua yang lengkap.
Nah, karena anak2 terus2an ngomong spt itu...mau ga mau jadi kepikiran ma gw..apa selama ini gw bersikap egois ya dengan berniat untuk tidak menikah kembali ?
Dan ternyata emang tidak mudah buat gw sebagai seorang single mom untuk menjalin kembali suatu hubungan. Tentu banyak pertimbangan yang harus dipikir2 dan dipertimbangkan. Kalo gw ditanyakan pertanyaan Ikke diatas, gw cenderung untuk memilih duda dengan pertimbangan sama2 udah berpengalaman pahit dimana baik gw maupun calon pasangan tentu tidak ingin mengalami kegagalan lagi dalam berkomitmen.
Tapi ternyata bisa saja teori kadang bertolak belakang dengan kenyataan. Seorang duda mungkin memiliki keruwetan dan kerumitan yang sama dengan seorang single mom. Itu yang gw liat dari mantan pacar, dia sangat penuh kehati2an, sangat banyak pertimbangan, tertutup, yang kalo mo jujur gw sendiri tidak sekompleks dia, mungkin karena dia seorang laki2 yang kita tau sendiri ego-nya sangat dominan sehingga pantang buat para pria untuk kelihatan lemah atau cengeng di depan umum apalagi di depan kaum wanita:)
Dan ternyata juga seorang duda yang walopun sudah mempunyai anak, tidak secara otomatis dia bisa get along dengan anak2 sang pacar. Fakta lainnya adalah untuk sebagian kemunitas duda ternyata lebih sulit memutuskan buat menikah kembali. Ini hanya berdasarkan pengalamanku yang pernah berhubungan dengan seorang duda ya. Gw ga bermaksud untuk menggeneralisasikan semua duda itu sama seperti pasanganku.
Setelah menampung semua saran dan masukan, melihat dari sebanyak mungkin sudut pandang dan memikirkan dari segala opsi yang tersedia, dan mempertimbangkan segala kemungkinan (baik dan buruk) yang dapat terjadi, gw setuju bahwa kalau memang memungkinkan maka menikah kembali emang solusi yang paling baik. Kenapa ? karena dari sisi agama juga dianjurkan untuk menikah dan hikmah yang gw bisa ambil dari pengalaman sebelumnya kalo ternyata enak juga loh mempunyai pasangan itu, bisa sharing hal-hal yang mungkin kita tidak bisa sharing dengan orang lain termasuk keluarga, dan kita mempunyai seseorang (selain anak2 tentunya) untuk menyayangi dan disayangi juga tempat untuk kita bermanja2 setelah seharian penuh mumet dengan urusan kerjaan dan anak2 (yah super woman juga manusia loh...kadang butuh istirahat he..he..). So, gw ga ngerasa jera kok untuk memulai lagi kembali suatu saat dengan seseorang yang baru, Anggap aja itu salah satu proses pembelajaran untuk gw menjadi seseorang yang lebih baik dari hari ke hari.
Ga perlu kok menikah lagi, kan figur ayah untuk anak bisa digantikan oleh saudara laki-laki kita?
Mungkin untuk sementara bisa,tapi tidak bisa menggantikan sepenuhnya dan tidak bisa untuk selamanya. Karena para saudara laki2 kita tidak bisa hadir 100% untuk kita dan anak2, mereka punya keluarga dan kehidupan sendiri. Dan mungkin juga yang dibutuhkan dan dirindukan oleh anak2 adalah melihat bentuk hubungan yang mesra dan hangat antara mama dan papanya.