Vie coba-coba jadi Analis Hasil Pemilu he..he..


Dear Temans,

Well ...harus gw akuin kalo hasil pemilu tahun 2009 ini sama sekali diluar dugaan dan banyak sekali kejutan, mungkin juga teman-teman berpendapat sama.

Kejutan pertama, sapa yang nyangka kalo Partai Demokrat yang pada pemilu 5 tahun lalu tidak termasuk yang dijagokan dan pada pemilu sekarang ini berhasil (walopun belum final, tapi hampir dapat dipastikan) menjadi pemenang pemilu tahun 2009 ini di posisi satu dengan perolehan suara lumayan jauh meninggalkan 'para sesepuh' pemilu yaitu Golkar dan PDIP yang sementara harus puas menempati posisi ke-empat dan ke-dua.

Menurut gw, peningkatan jumlah pe-contreng Partai Demokrat ini lebih di-karenakan adanya figur SBY disitu. Tak bisa dipungkiri kalo pribadi seorang calon presiden lebih melekat di benak setiap orang Indonesia sebagai peserta pemilu ketimbang tentang si partai yang menjadi tempat bernaung sang calon presiden. Sebagai Presiden, walopun sepak terjang yang dilakukan Beliau belom maksimal, akan tetapi seperti yang banyak pendapat yang terdengar, figur pribadi dan kapabilitas SBY maseh dianggap paling LUMAYAN dibandingkan calon-calon presiden lainnya yang sayangnya tokoh2nya itu-itu saja alias maseh muka lama yang beredar dimana publik sudah mengerti sekali tentang kapabilitas masing-masing calon presiden itu dalam kapasitan mereka sebagai personal maupun sebagai figur publik. Jadi ga heran kalo dalam pemilu tahun ini, popularitas Partai Demokrat melesat jauh, walopun terus terang gw berpendapat para pe-contreng Partai ini sebenarnya tidak mengerti (atau malah tidak peduli) tentang apa seh yang visi, misi dan tujuan Partai Demokrat itu sendiri?

Oleh karena itu, apabila SBY berhasil tetap menjadi presiden untuk periode yang akan datang yang juga akan menjadi periode/putaran terakhir untuk SBY, maka Partai Demokrat seharusnya sudah harus memikirkan dari sekarang calon figur baru yang dapat 'dijual' yang dapat menggantikan SBY kelak. Kalau tidak, kemungkinan besar kemenangan pemilu tahun ini tidak akan dirasakan lagi oleh Partai Demokrat pada pemilu 5 tahun mendatang.


Kejutan kedua, gw juga ga nyangka kalo Gerindra (untuk sementara ini) berhasil menyalip Golkar di posisi ke-3.

Setelah dipikir-pikir harusnya seh ga menjadi kejutan ya karena wajar aja seh kalo kondisi ini terjadi bila dilihat dari usaha kampanye dan promosi yang dilakukan secara besar-besaran dan terus menerus oleh Gerindra, dimana juga ada-nya kebutuhan atau sisi rindu akan figur partai baru dari sekian banyaknya partai lama yang maseh aja belom bosen-bosennya berkeliaran.


Kejutan ketiga, gw juga ga nyangka kalo PDIP masih tangguh, masih bisa eksis di posisi kedua, apalagi akhir-akhir ini banyak banget terlihat adanya komunitas anti Mega atau anti PDIP, seperti yang juga terdapat di facebook.

Sama seperti hal-nya yang terjadi pada Partai Demokrat, sebenarnya bukan figur seorang Megawati yang dilihat orang dari partai ini, tetapi figur Presiden Soekarno yang maseh dan tetap dicintai oleh banyak orang Indonesia, suatu sikap dan rasa penokohan yang terlalu mendalam. Apalagi sampai sekarang belom ada satupun pemimpin negeri ini, yang kualitas rasa cinta nya kepada Indonesia, sifat ke-tidak silau-annya pada benda2 materi juga sikap tegas, kritis sekaligus agresif yang terkenal membela kepentingan Indonesia dalam pergaulan Beliau di dunia Internasional, dapat menyamai mantan presiden Indonesia yang pertama ini. Tidak juga putrinya, Ibu Megawati.


Kejutan keempat, walopun sudah ada dugaan awal kalo jumlah pendukung partai Golongan Putih alias Golput akan meningkat, tapi jumlah yang telah mendekati besaran 30% ini dianggap cukup signifikan mengkhawatirkan.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa Golongan Putih ini dianggap bukan sebagai sifat apatis terhadap dunia politik Indonesia, tetapi lebih dianggap sebagai sikap kontrol masyarakat.

Dengan mengasumsikan golput yang terjadi hanyalah adalah karena niat dan kemauan sendiri yang timbul dari pribadi calon pe-contreng pemilu..Hm....dengan tegas gw tidak berpendapat sama dengan pendapat diatas. Gw berpendapat sebaliknya, kalo Golput itu malah memang merupakan sifat apatis atau acuh dan tidak mau peduli terhadap dunia politik Indonesia, yang sayangnya sikap Golput ini banyak dilakukan oleh para kaum muda intelektual, para kaum yang diharapkan menjadi calon pemimpin bangsa Indonesia di masa depan. Tetapi, bagaimana mengharapkan mereka bersedia untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan, kalo sekrang saja mereka bisa dibilang tidak mau peduli dengan mengambil sikap Golput tadi.

Karena muak? capek? sebel? marah? kecewa? putus asa? dengan praktek kemunafikan yang maseh berlangsung di dunia politik dan pemerintahan walopun reformasi sudah pernah terjadi. Wajar seh, gw juga merasakan hal yang sama dan sempat juga punya keinginan untuk Golput saking putus asanya melihat keadaan politik Indonesia yang semakin amburadul dan kayaknya tidak bakal tertolong untuk menjadi lebih baik sampai kapan pun, bahkan sampai kiamat nanti.
Dan ya itu yang bakal terjadi, kalo banyak orang yang berpikir negatif dan pesimis maka pikiran yang negatif dan pesimis itu yang akan menjadi nyata. Makanya tidak bakal pernah ada namanya perubahan alias reformasi politik di Indonesia KARENA suara2 Golput yang kebanyakan dianut para kaum muda yang mengaku intelektual ini malah secara tidak langsung membantu partai-partai 'muka lama' untuk tetap eksis.

Kok bisa begitu?
Iya dunk, karena setelah kaum muda penganut Golput yang merasa partai-partai yang beredar tadi tidak ada yang mewakili aspirasinya, maka populasi pe-contreng akan tetap didominasi oleh para pe-coblos pengikut setia partai-partai lama. Kalau itu yang terjadi, bagaimana akan terjadi perubahan?

"Always do the vote coz democracy is allowing us to vote for the candidate that we dislike least"


Kejutan kelima, PKS maseh belom saja bisa meningkatkan popularitasnya dalam pemilu tahun ini walopun secara mulut ke mulut yang terdengar banyak sekali yang menjagokan dan mendukung partai yang satu ini. Dan semakin banyak partai Islam seperti PPP yang semakin tertinggal.

Gw cuman punya saran untuk kejutan yang terakhir ini, sebaiknya partai yang berlandaskan Islam bersatu aja, tidak terpecah belah seperti sekarang.