SBY-kah ?? Mega-kah ?? Prabowo-kah ?? Ayo dipilih...dipilih...
Dikutip dari pemberitaan yang tertulis di Facebook hari ini,
"Kemenangan Partai Demokrat versi quick count dalam pemilu legislatif belum tentu memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pemilu presiden, Juli mendatang.
Penilaian tersebut disampaikan Ketua PBNU Hasyim Muzadi dalam rilisnya, Senin (13/4/2009). Menurut Hasyim ada fenomena menarik dalam era reformasi ini. "Bahwa pemenang pemilu belum tentu jadi presiden," lanjutnya.
Dia mencontohkan, dalam pemilu 1999 PDIP berhasil meraih suara tertinggi. Namun, yang terpilih menjadi presidennya adalah Abdurahman Wahid atau Gus Dur, yang suara partainya yaitu PKB, jauh di bawah PDIP.
Kemudian, contoh lainnya adalah pemilu 2004 lalu. Saat itu pemenangnya adalah Partai Golkar. Namun dalam Pilpres, pemenangnya adalah SBY-JK. Bukan Wiranto-Wahid yang diusung partai pemenang pemilu.
"Pileg 2009 Demokrat menang, tapi kita belum tahu siapa nanti presidennya," jelasnya."
Menurut Vie
Menyikapi tulisan diatas, gw berpendapat kita harus balik lagi melihat kondisi khusus yang terjadi di tahun 1998-1999 itu. Pemilu tahun tersebut adalah pemilihan presiden dengan orang dan muka yang pertama kalinya setelah berpuluh-puluh tahun lamanya mantan presiden Soeharto menjabat sebagai orang nomer satu di Indonesia ini.
Kondisi pada saat itu juga lah yang mendorong timbulnya semangat untuk melakukan perubahan, termasuk keinginan dan kerinduan untuk mencari pemimpin yang bebas tidak tercemari oleh nuansa-nuansa orde baru. Makanya wajar saja apabila pada saat itu Gus Dur menang, dikarenakan Ibu Mega bisa dibilang bukanlah 'seseorang dengan muka baru' (pemilu sebelum tahun 1999 selalu diikuti dengan 3 jumlah partai yaitu Golkar, PDI dan P3) dan dirasakan ke-dua partai ini (PDIP dan P3) tidak berbuat banyak dalam dunia politik Indonesia pada jaman pra 1999. Sehingga, Gus Dur yang seorang alim ulama dimana juga menjadi salah satu tokoh yang dihormati dan berpengaruh di Indonesia diharapkan dapat membawa angin segar perubahan di negeri kita tercinta ini. Memang, kesannya seperti berjudi atau membeli kucing dalam karung, tetapi pada saat itu kebanyakan masyarakat berpikir lebih baik mencoba dengan sesuatu yang baru daripada memakai orang yang track recordnya dibawah ukuran skala memadai.
Begitupun alasan yang sama mengapa pada pemilu tahun 2004 kemaren justru SBY yang menang, dan Wiranto. Sekali lagi, masyarakat Indonesia cenderung untuk lebih memilih bermain judi daripada mempunyai seorang Presiden yang identik dengan bau-bau orde baru. Kenapa seh? Padahal kan Beliau itu (Wiranto) belom tentu doi berkelakuan seperti mantan presiden nomer 2 kita itu , bener kan?
Hmm....memang belom tentu Beliau ini akan bersikap sama dengan alm Pa Soeharto, akan tetapi dengan mengingat salah satu karakteristik sifat orang Indonesia yang sering merasa "tidak enak" atau "berutang-budi" tentunya lebih baik 'membeli payung sebelum hujan' dunk karena mantan presiden Soeharto dikenal juga sebagai mantan boz Wiranto.
Nah, gw berpendapat kemungkinan besar tahun 2008 ini jabatan Presiden tetap dipegang oleh SBY. Kenapa?
1. Karena lawan tarung-nya maseh muka lama alias orang-nya itu itu aja yang kita tau masyarakat Indonesia sudah bosen dan sudah tau 'kartu mati' atau kapabilitas para Beliau ini (cuman yah gw juga heran kok para sesepuh ini ga ngerti dan ga tanggap dengan keinginan masyarakat ya, padahal salah satu jargon-nya kan mendengar dan membawa aspirasi rakyat..hm...kok ga nyambung ya....gawat neh kalo soal kampanye aja udah ga nyambung apalagi kalo nanti memerintah he..he..)
2. SBY dinilai relatif maseh layak untuk memimpin periode selanjutnya, karena logika aja deh...manusia se-super SUPERMAN dan se-pintar BOS-NYA MICROSOFT atau se-pengusahanya BRUCE BATMAN WAYNE ga mungkinlah dalam 5 tahun ini bisa memperbaiki sebagian besar kerusakan-kerusakan major yang ditimbulkan oleh sejumlah besar penyakit akut yang telah merayapi selama berpuluh-puluh tahun ini.
3. Gw berpendapat kalau sebaiknya militer yang maseh memimpin negeri kita ini setidaknya untuk 5 tahun ke-depan. Kenapa? Karena diperlukan pimpinan yang tegas dan displin tinggi untuk men-displinkan masyarakat Indonesia yang harus mengakui juga mempunyai mental 'tempe' alias manja, gampang terprovokasi alias plin plan, mau enaknya saja, mementingkan diri sendiri, tidak disiplin, keras kepala, dsb.
Sifat dan sikap yang tegas dan disiplin (bukannya kejam loh) juga sangat diperlukan untuk mengkoordinasikan semua sumber daya yang dipunyai Indonesia yang bermacam-ragam bentuk, sifat, keinginan dan harapan.
Dan, untuk mengimbangin sifat dan sikap militarisme dari sang presiden, maka sang wakilnya diambil dari masyrakat sipil, seperti pengusaha, cendekiawan, dsb. Tapi satu yang terpenting adalah baik sang presiden dan wakilnya haruslah yang benar2 lebih mengutamakan kepentingan negara untuk kemajuan masyarakatnya dibandingkan kepentingan pribadi untuk memajukan kekayaan pribadinya juga. Kita udah capek dengan orang yang tipikal seperti itu.
Jadi, siapa ya kira2 menurut gw yang paling berpeluang mendampingin SBY???
Megawati ---> Tidak mungkin lah yauw Beliau bersedia untuk menjadi wakil presiden (selain gw juga ga prefer seh)
Prabowo ----> Ga bisalah, masak Militer dengan Militer...en gw yakin Beliau juga gengsi lah untuk menempati posisi cawapres....ga mau juga lah yaww
Jusuf Kalla--> Sebaiknya Bapak menjadi cawapres lagi aja Pak...tapi gengsi juga ya Pak..Masak 2 periode jadi Wapres mulu he..he...
Hidayat Nurwahid----> Menurut gw neh, paling pas untuk mendampingi SBY selain Fadel Muhammad
Itu seh 'ala' Vie lohh....so kalo beda dengan pendapat dan pilihan temans yahh sah-sah aja lah..namanya juga demokrasi...
Inga..inga...Democracy is allowing us to vote someone we dislike the least he..he..