Gw suka membaca, tapi novel-novel yang gw anggap ringan. Gw tidak terlalu suka membaca biografi seseorang ataupun buku-buku motivasi seperti The Secret dan semacamnya. Gw lebih suka belajar dari kehidupan yang sedang berjalan ini. Kehidupan yang seringkali dan selalu menuntut gw untuk berinteraksi dengan orang lain, sesuatu yang lain dan banyak hal lainnya. Kehidupan yang dengan banyak pelajaran di dalamnya, dimana sesuatu yang sudah gw jalani takkan pernah sama lagi dengan yang belum dan yang akan gw jalani. Kehidupan yang akan memberikan gw banyak pengalaman, yang lambat laun akan menuntun gw untuk semakin mengenal diri gw sendiri, untuk dapat lebih mencintai dan mensyukuri hidup ini dan akhirnya yang akan memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang timbul dalam hidup ini.
Mungkin seperti kebanyakan yang dialami oleh teman-teman, sedari kecil kita sudah dijejali dengan tuntutan untuk selalu bersaing menjadi yang terbaik. Tanpa terasa, tuntutan ini telah melebur kedalam jiwa dan pikiran sehingga sampai dewasa pun naluri bersaing untuk selalu dapat dianggap menjadi yang terbaik pun terbawa. Bukannya gw mengatakan bahwa hal ini salah dan tidak baik. Naluri bersaing merupakan salah satu naluri yang normal dipunyai oleh setiap makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan maupun binatang. Tapi sebagai manusia tentunya kita harus dapat mengontrol naluri bersaing ini untuk tetap dalam kadar normal. Sayangnya, kebanyakan orang (setidaknya yang gw lihat dari lingkungan sekitar) tidak kuasa untuk mengendalikan naluri ini. Malah sebaliknya, naluri yang telah bermutasi menjadi ambisi seringkali yang berperan mengendalikan si manusia.
Naluri dan ambisi seperti ini yang dapat menutup diri kita untuk dapat mendengar segala sesuatu yang seharusnya kita dengar, yang sebagai manusia kita wajib untuk mendengar. Semakin lama kita terkukung oleh ambisi ini, maka kita akan semakin melupakan kemampuan kita untuk mendengarkan, terutama untuk mendengar hal-hal yang tersirat.
Dampak lebih parah, ambisi ini dapat membuat seseorang tidak mengenali dirinya sendiri.
Apakah juga berarti orang yang penuh ambisi akan menolak untuk menyadari kenyataan bahwa pasti akan selalu ada orang yang lebih baik dari dirinya? Tentu tidak, mereka menyadari kalau pasti akan selalu ada orang yang lebih segalanya dari diri mereka dan dengan segala cara dan daya upaya akan terus mencoba untuk mengungguli orang-orang yang dianggap pesaing ini. tetapi satu hal yang tidak mereka sadari bahwa sidik jari setiap orang berbeda. Setiap orang akan selalu menjadi pemenang dalam kehidupan mereka masing-masing. Tidak ada yang saling mengalahkan satu dengan yang lainnya. Setiap orang akan selalu sebagai actor utama dalam setiap lakon kehidupan yang dijalani dengan cara dan ukuran mereka masing-masing.