Selamat Ulang Tahun Alvi :)
Tak kurang dari setengah jam lagi umur gw akan berkurang satu tahun dari yang telah ditetapkan Tuhan. Untuk tahun 2009 ini, usiaku memasuki masa yang disebut orang-orang "tidak bisa disebut tua akan tetapi tidak juga bisa disebut masih muda"....gimana dunk....yahhhh...mungkin disebut "masa yang sedang-sedang saja" alias tidak tua tetapi juga tidak muda. Akan tetapi, jujur, selama ini gw memandang hari ulang-tahun seperti hari-hari yang lain. Kebetulan saja gw sudah ditakdirkan untuk lahir pada suatu hari tertentu.
Akan tetapi, khusus untuk hari ulang-tahun gw kali ini yang ke-33 (dan kebetulan pula angkanya unik, bagus, pas gitu he..he...apaan coba ya?:), gw mencoba untuk menjabarkan kira-kira kejutan hidup apa sajakah yang sudah dilalui? Dan adakah dari sekian banyaknya kejutan hidup itu telah mengubah gw menjadi seorang pribadi yang lebih baik?
Bagian I. Alvi sebagai seorang mantan istri
Pengalaman hidup melalui perkawinan dan kemudian perceraian, yang akhirnya saat ini menjadikan diriku sebagai mantan istri seseorang yang dapat dengan bangga gw katakan bahwa gw adalah seorang mantan istri yang baik dan berbahagia he...he...(narsis banget seh ya).
Tapi itu benar loh, setidaknya sebagai seorang mantan istri:
- Gw bisa menghargai hal-hal yang baik dan buruk dari hubungan perkawinan terdahulu tanpa bermaksud membesar-besarkannya.
- Gw dapat membicarakan berbagai macam masalah penting mengenai anak-anak tanpa timbul adanya keinginan untuk berkomentar tentang sikap mantan pasangan terhadap anak-anak. Melainkan selalu mengajak pasangan untuk bertukar pikiran, entah itu diminta olehnya atau tidak.
- Gw selalu tertarik dan antusias setiap kali mendengar cerita anak-anak mengenai pengalaman mereka ketika menghabiskan waktu bersama keluarga mantan pasangan, terlebih karena gw ingin merasakan dan berbagi rasa bahagia dan senang yang dialami anak-anak, bukan karena rasa iri atau ingin tahu.
- Akan tetapi, ada saatnya anak-anak tidak mau bercerita pengalaman dan perasaan mereka setelah meluangkan waktu bersama mantan pasangan. Kalau ini terjadi, gw tidak pernah memaksa mereka untuk bercerita dan juga tidak adanya pikiran maupun kecurigaan bahwa mungkin mereka not having a good time with their dad.
- Gw selalu mengingatkan anak-anak untuk menelpon papa mereka dan sering menyarankan anak-anak untuk mempertimbangkan liburan ke Medan sewaktu musim liburan sekolah datang.
- Tidak adanya kecemburuan terhadap istri mantan pasangan, melainkan ingin mengenal lebih dekat. Maksud gw ingin mengenal lebih dekat sang istri dari mantan pasangan karena bagaimanapun istri mantan pasangan juga sudah merupakan bagian dari kehidupan anak-anakku.
- Gw tidak pernah melihat maupun menyinggung mengenai masa lalu ketika berbicara dengan mantan pasangan.
- Gw tidak memandang harus cepat mempunyai dan menjalin suatu hubungan baru terlebih untuk menunjukkan kepada mantan pasangan bahwa gw maseh diinginkan oleh seseorang. Waduh, jauh-jauh deh keinginan seperti itu. Jika gw ingin menjalin suatu hubungan ya pasti berdasarkan cinta, bukan menjadikan hubungan itu sebagai suatu alat manipulasi belaka.
Bagian II. Alvi sebagai seorang Ibu
"Supermom", begitulah istilah kata yang sering gw dapatkan sebagai ungkapan rasa penghargaan dan kekaguman beberapa teman.
Hm...sepertinya istilah "Supermom" mengandung arti yang sangat hebat ya?
Alvi sebagai seorang supermom karena dianggap telah bisa menjalankan beberapa fungsi sekaligus dalam hidup yaitu sebagai seorang ibu, seorang ayah dan seorang wanita pekerja.
Apakah Alvi bahagia dan bangga mendapatkan julukan seperti itu? Seorang Supermom?
Sebagai seorang ibu yang harus bekerja untuk menopang keadaan keuangan keluarga sebagai salah satu konsekuensi hidup yang disadari harus dijalani, sering dihadapi pada pilihan-pilihan dan tekanan rasa bersalah yang menghantui. Banyaknya tugas pekerjaan yang belum selesai selalu berkecamuk di dalam kepala, mengganggu konsentrasi untuk mendengarkan sepenuhnya celotehan anak-anak. Bahkan, kadang frekuensi bentakan meningkat ketika tekanan itu pun bertambah. Tekanan rasa bersalah karena sampai di rumah terlambat akibat harus lembur di kantor, tidak dapat mengambil rapor anak karena harus tugas keluar kota, dan lain sebagainya. Sulit sekali untuk hadir sepenuhnya bagi anak-anak.
Ketika timbulnya kesadaran bahwa hidup gw ini sebenarnya buat siapa? Hidup gw untuk anak-anak.
Dan kalo hidup gw untuk anak-anak, apakah gw sudah memberikan contoh yang baik untuk anak-anak?
Apakah hidup gw yang penuh dengan tekanan dan stress merupakan contoh yang baik untuk mereka?
Hm...julukan seorang Supermom mungkin terasa berlebihan.
Melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya untuk mencari keseimbangan antara pemuasan kebutuhan professional dan personal menjadi tantangan sehari-hari dalam hidup seorang Alvi. Menjadi seorang supermom seperti yang dibilang teman-teman, sudah dimulai sejak konsepsi perpisahan dicanangkan dan tidak dapat terduga akan berakhir, dapat selamanya ataupun hanya untuk beberapa waktu saja.
Tetapi ya, gw bangga dan bahagia atas segala sesuatu yang telah gw capai dalam hidup ini dengan usaha dan tenaga diri sendiri, mencapai keseimbangan dalam hidup yang mungkin lain daripada kehidupan normal yang dimiliki kebanyakan keluarga lain. Jadi gw tidak pernah cemas lagi ketika harus berangkat kerja kadang dengan baju maseh terkena sedikit tumpahan susu anak-anakku :)
Bagian III. Alvi sebagai seorang Manusia
Kehidupan telah mengajarkan gw untuk selalu mencoba melihat sesuatu dibalik apapun yang terlihat dengan mata kasar, dan cobalah untuk menemukan perasaan positif yang tersembunyi di dalamnya.
Jika matahari saja masih dapat menampakkan sedikit sinarnya di kala hari mendung, bukan tidak mustahil ada secercah kebahagiaan di hari-hari yang penuh kesedihan dan di dalam diri seorang manusia yang tidak disukai, bukan mustahil ada satu sifatnya yang dapat kita sukai:).
Begitulah diri seorang Alvi sebagai seorang manusia dalam memandang hidup dengan segala kejutan di dalamnya.
"My journey may be long or short, but I always must go back at the very spot when I find myself calculating rich and wealth not in gold or reputation, but in family and good friends."