Re-Marry????....The Problem Is ME...


Salah satu keputusan yang paling sulit untuk seorang ibu tunggal adalah akan atau tidaknya menikah kembali. Bagi sebagian orang, termasuk diriku, berpikir adanya kemungkinan untuk menikah kembali masih berada dalam angan-angan yang setidaknya sampai saat ini aku belum ada keberanian untuk membuatnya jadi nyata. Jangankan untuk menikah kembali, memutuskan untuk mulai berpacaran lagi saja ...pergulatan hati dan pikiranku ini masih terus berlangsung ...singkatnya, masih belum sinkron . Perdebatan ini tak terasa telah berlangsung hampir 6 tahun lamanya semenjak diriku berpisah dengan papa-nya anak-anak.

Aku punya beberapa teman ibu tunggal yang tidak terlalu memikirkan tentang hal ini. Just face it, do it and have some fun, begitu kata mereka. Tetapi untuk beberapa ibu tunggal yang lain, seperti aku misalnya, mengapa hal ini begitu sulit untuk dilakukan?

Selama tiga tahun pertama menjadi ibu tunggal, gagasan untuk kembali berpacaran bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Aku begitu sibuk mencoba bertahan dan berusaha untuk maju dalam hidup dengan segala kemampuan yang ada pada diriku. Kesibukan ini membuat pikiran tentang kebutuhan akan kehadiran seorang pria berada semakin jauh dalam pandangan dan pikiranku. Atau mungkin dengan sengaja, aku malah membuat diriku tak terlihat....menghindar dari pandangan kaum pria.

Up to recent moments, I started feeling lonely. I started to wonder if I'd be better look for a partner who is willing to share our days. So I decided to open myself up to the world.

Dan sejak aku memutuskan tidak lagi ingin menyendiri, beberapa orang pria dengan berbagai macam tipe kepribadian telah mencoba untuk mendekati diriku:). Ada tipe pria yang berpacaran dengan ibu tunggal tujuannya hanya untuk mendapatkan seks. Tipe pria ini beranggapan bahwa ibu tunggal mempunyai suatu 'kebutuhan biologis' yang butuh segera untuk disalurkan, dan khusus untuk diriku ini, hanya satu kata yang pantas untuk diucapkan bagi pria jenis ini yaitu KELAUT AJA DEH LOOO!!!..
Selain jenis pria penggila sex, ada juga jenis pria yang langsung mundur dengan kecepatan seribu langkah ataupun menghilang secara perlahan-lahan begitu mengetahui diriku ini mempunyai 'ekor' alias ada dua anak dalam hidupku. Penjelasan yang aku dapat adalah langsung terbayangnya di benak mereka seberapa berat akan beban biaya untuk anak-anak ibu tunggal yang mereka harus mereka tanggung nanti. Hm...bagi diriku, jenis pria ini sudah 'kalah sebelum berperang':).

Belum lagi jenis pria yang terlihat "Kau Begitu Sempurna".....kalau saja...dia bukan suami orang, bukan pacar orang, bukan 'apa-apanya' sesuatu, dsb. Ada juga jenis pria yang penampilannya 'diluar selera' diriku ini.....bukannya aku mementingkan penampilan...akan tetapi ada sesuatu dari penampilan jenis pria ini yang membuat diriku tidak nyaman untuk membiarkan jenis pria ini masuk ke dalam kehidupanku dan bergaul dengan anak-anakku.

Well...mungkin bisa dibilang aku terlalu berlebihan dan terlalu cepat dalam menilai dan menganalisa seseorang. Aku memang tipe orang yang langsung menganalisa sesuatu, terutama kerjaan. Tapi menganalisa seseorang, aku tidak terlalu yakin. Karena bisa dibilang aku termasuk cuek dan tidak ingin membuang waktu untuk sekedar menilai seseorang. Namun sebagai seorang ibu, dalam hati ini ada semacam 'bel/alarm' yang otomatis berbunyi seperti memperingatkan diriku untuk berhati-hati.

Ingin sekali rasanya, aku seperti sebagian dari single mom yang berani menjalin suatu hubungan baru tak lama setelah bercerai. Aku sadar sekali tentunya ini tak mudah. Perlu banyak keberanian, kejujuran, keyakinan juga kepercayaan dalam memutuskan untuk membuka pintu hati dan kehidupan kita bagi seseorang.

Or should I let go this chance?

I don't think so. All I need to do is just to make sure myself ready for it, thats all!