Pria Ber-Etika...Masih Ada Ga Ya Jaman Sekarang di Jakarta???
Pengalaman pernah bekerja di negeri orang, Singapura, walaupun hanya selama setahun, namun mengajarkan sesuatu hal yang sebenarnya sih tidak baru, tapi selama ini mungkin luput diajarkan oleh kebanyakan generasi tua kepada generasi dibawahnya di Indonesia. Sesuatu hal baru itu disebut etiket seorang pria dalam memperlakukan lawan jenisnya atau bahasa Inggrisnya dikenal sebagai The Gentlemen’s Etiquettes.
Selama ini, dari kecil sampai besar, belum pernah ada seorang pria yang menarik-kan kursi mempersilahkan diriku untuk duduk ketika kami hendak menikmati makan malam, seperti halnya belum pernah ada juga seorang pria membukakan pintu depan mobilnya untukku. Yang pernah diriku alami sih front lobby door boy di hotel-hotel yang membukakan pintu mobil ketika berhenti di depan lobby hotel. Well, iya pernah sih ada pria yang membukakan pintu depan mobil ketika diriku hendak menumpang mobil tersebut, tapi ya itu…..pria itu lagi-lagi front lobby door boy hotel juga he..he..Jadi pengalaman diriku dibukakan pintu mobil di Jakarta ini ya hanya sekitaran kegiatan buka tutup pintu mobil di hotel-hotel (apa sih alvi neh he..he..)
Weitss….oh iya hampir lupa….selain di hotel, diriku ini juga pernah kok mempunyai pengalaman dibukakan pintu depan mobil oleh seorang pria yang bukan berprofesi sebagai front lobby door boy melain oleh seorang pria yang tresno alias jatuh hati pada diriku ini pada waktu jaman kuliah dulu. Mungkin karena ingin berlaku romantis, si dia membukakan pintu mobilnya ketika diriku hendak menumpang mobilnya. Tetapi seingat-ku sih, bukannya merasa bahagia karena diperlakukan romantis oleh si dia, diriku ini malah berkomentar “ih lo tuh kok norak banget sih..sok berlagak gentleman segala…sok romantis…norak tauuuuu”. Waduh, sekarang ini aku baru nyadar kalo ternyata yang norak banget itu si Alvi…ya diriku ini…widih…jadi malu deh…(untuk si dia, teman-ku waktu jaman kuliah dulu yang pernah membukakan pintu mobil-mu untuk si Alvi yang norak ini….tolong maaf-kan diriku yang sok tau ini yaaaa).
Pokoknya banyak banget deh pelajaran etiket yang aku dapat, walaupun tidak diajarkan secara formal di kelas seperti di John Robert Powers, tapi by experience langsung yang walaupun mesti siap rada-rada gimana gitu…rada-rada malu pas ketauan si Alvi ternyata ga ber-etiket banget. Misalnya, ketika diriku ini malah nyelonong ke pintu sebelah kiri ketika si boss-ku udah membukakan pintu mobil sebelah kanan untukku atau ketika diriku lupa menaruh sendok kecil di tatakan cangkir-ku sehabis mencampur gula di dalam cangkir teh-ku atau ketika diriku malah berebutan dengan dirinya hendak membuka pintu kantor duluan (waduh…boss-ku itu sampe geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan-ku yang terasa aneh bin ajaib bagi dirinya). Ya gimana yaaaa, belajarnya kan ga pake uang alias gratis…ya jadi wajar-wajar lah kalo harus siap malu..ketimbang mesti harus bayar mahal seperti kelas etiket di John Robert Powers.
Namun, sesuatu yang menurut-ku jarang ditemui oleh boss-boss di Indonesia adalah pengalaman diriku ketika bersikeras menolak bantuan boss-ku untuk menenteng tas yang berat banget. Karena sadar diri sebagai ‘anak buah’ dan juga melihat umur boss aku yang jauh lebih tua, diriku merasa aku yang seharusnya membawa tas-tas kerja itu tapi ketika aku utarakan alasan keberatanku kepada boss-ku itu, komentar singkatnya hanyalah “walaupun kamu staff saya, tapi kamu tetap seorang wanita yang patut dan berhak dihargai oleh seorang pria, apapun status dan jabatannya, dengan membawa barang yang berat seperti ini yang tidak pantas untuk dibawa oleh seorang wanita apabila ada seorang pria bersamanya”. Nah, bayangin deh teman-teman…langka banget kan kualitas boss seperti itu di Indonesia???
So, pengalaman ini membuat diriku bertekad untuk mengajarkan sedini mungkin etiket seorang pria dalam memperlakukan seorang wanita kepada anak lelaki-ku. Mau tau etiket tersebut terdiri dari sikap-sikap seperti apa saja?? Well, please check this out:)
- Ketika hendak turun ke bawah melalui tangga atau escalator, pria harus lebih dulu dimana sekiranya terjadi kecelakaan, maka si pria dapat menolong si wanita. Namun, ketika hendak menaiki suatu tangga atau escalator, sang wanita kali ini yang harus terlebih dahulu dengan alasan kehati-hatian yang sama.
- Ketika hendak memasuki atau keluar dari lift, sang pria harus menekan tombol open dan menahan pintu lift tersebut sampai sang wanita keluar atau masuk dari/ke dalam lift.
- Ketika memasuki/keluar dari suatu gedung/bangunan, sang pria membuka pintu untuk sang wanita dan mempersilahkan sang wanita untuk masuk terlebih dahulu.
- Namun sebaliknya, ketika memasuki rumah, pria membuka pintu dan masuk duluan baru kemudian istri dan anak-anaknya.
- Untuk gedung atau bangunan dengan pintu yang berputar, let the lady enters first. Gently get the door moving; step into the next “stall”, and continue pushing, so she doesn’t need to.
- When walking down the street, the man should be between the lady and the traffic.
- Selalu buka-kan pintu mobil untuk wanita. Setelah itu, berputarlah ke sisi yang berlawanan dan buka pintu di sisi tersebut. Jangan pernah sekali-kali sang pria meminta sang wanita untuk membuka pintu mobil bagian lainnya dari dalam.
- Ketika hendak pergi berkencan, sang pria harus menjemput pasangannya ke dalam rumah si wanita, dan meminta ijin kepada orangtuanya (bila ada). Never sit in the car and honk the horn. After a date, a man walks a lady to her door.
- If a woman drives to a man’s place, the man walks her to her car when she is ready to go, opens the door, and helps her get in.
- A man respects a woman’s boundaries. “No” means “no,” even if he thinks it’s probably “yes” and never calls a woman out of her name.
- A man never…E-V-E-R hits a woman.
- A man never tries to buy love, because he’ll never finish paying for it but he has to be ready helping a lady with her suitcase.
- But A man ALWAYS pays for the first date:), remove his hat upon entering a restaurant and pulls out the lady’s chair, and helps her get seated before he sits down.
Well, mungkin cuman itu yang sempat diriku pelajari selama setahun berada di negeri orang yang penuh dengan tata-krama ala dunia barat, tapi setidaknya melakukan hal-hal tersebut diatas tidak lantas membuat harga diri seorang pria jatuh. Malah sebaliknya, sang pria dengan etiket diatas akan menjadi The Most Wanted Bachelor In Town:)