Teringat Kenangan Akan Almarhum Papa
Mungkin karena seminggu kemaren tanggal November 29, 2009, malam itu saya lagi kangen banget ma almarhum papa yang meninggal hanya berjarak tiga bulan dari hari pernikahan saya, 14 Juli 2000. Kalo begitu, tanggal 29 November kemaren tepat papa telah 9 tahun meninggalkan kami.
Banyak sekali kenangan indah yang dapat saya kenang akan almarhum dan entah karena pepatah yang mengatakan bahwa ayah lebih menyayangi anak perempuannya daripada anak laki-lakinya, tetapi seperti itulah yang tejadi pada keluargaku, papa lebih dekat dengan kami anak-anak perempuannya, sedangkan mama lebih dekat dengan abang dan adik laki-lakiku.
Dari sekian banyak kenangan akan papa, saya hanya bisa menuliskan beberapa yang mengajarkan hal-hal penting yang menjadi acuan hidup saya :
- Papa selalu bercerita tentang masa kecilnya, masa-masa perjuangan beratnya mengadu nasib ke Jakarta (dari Medan). Selalu teringat di benak saya ketika papa bercerita suatu saat dapat jatah beras dari kantornya dan karena harus berhemat, papa harus memanggul karung beras itu dari kantor ke rumahnya yang mungkin berjarak kira-kira dari Semanggi ke Al Azhar Blok M. Dan seringkali beberapa bagian dari karung beras itu ada yang sobek menyebabkan banyak butir beras berjatuhan di jalan sehingga papa harus memungut beras itu kembali satu persatu. Hmm....setiap papa cerita itu, saya pasti menangis dan juga spt sekarang, walopun sekedar mengingat ulang untuk menuliskan kenangan tersebut, tidak terasa airmata sudah menggenangi kedua mataku. Kalau mengingat hidup kami yang alhamdulillah tidak lebih tapi juga tidak kurang sekarang ini sebagai hasil perjuangan papa mengais rejeki, saya sadar sebanyak apapun yang dapat saya lakukan untuk membahagiakan papa dan mama (walopun saya yakin sebagai orangtua, mereka tidak pernah mau menuntut kami untuk balas jasa), sampai kapanpun tidak akan pernah dapat membalas semua yang mereka telah lakukan untuk kami, anak2nya, agar kami tidak merasakan penderitaan seperti yang mereka telah rasakan sebelumnya.
- Papa juga selalu cerita tentang kenangannya ketika pertama kali bertemu dan jatuh cinta dengan mama pada pandangan pertama, love at first sight itu bahasa kerennya. Dan juga kepada mama pula lah, papa pertama kali merasakan jatuh cinta kepada seorang wanita. Dan seperti juga yang mama katakan kepadaku bahwa bagi mama, papa adalah seorang suami yang paling baik di dunia. Seorang suami yang selalu berusaha membahagiakan, sangat mengalah, tidak neko-neko, dan sangat sayang tidak hanya kepada keluarga kandungnya sendiri tetapi juga kepada keluarga besar dari pihak papa maupun mama. Dan harus kuakui papa sangat sabar menghadapi mama di saat-saat mamaku lagi kambuh bawelnya dan memang hampir setiap saat setiap waktu mamaku selalu bawel sih he..he..saya pun juga yakin bahwa papa pasti benar-benar mencintai mama sehingga sampai 30 tahun usia pernikahan mereka, papa tetap tahan dan setia berada disamping mama, menghadapi semua kelakuan mama yg kadang menyebalkan dengan santai, dimana saya sebagai anak kandungnya saja mungkin meragukan apakah bisa bertahan selama itu menghadapi mamaku yang bawel ini he..he..
- Sebagai pegawai salah satu departemen pemerintah, papa juga seringkali memperlihatkan kepada kami besarnya gaji yang dia dapat dengan maksud kami harus sadar susahnya mencari uang dengan halal sehingga kami bisa lebih menghargai uang, di saat kami mengeluh betapa teman-teman kami bisa dengan seenaknya pergi berlibur ke luar negeri padahal kami tau orangtua teman-teman kami itu bekerja pada tempat dan level yang sama dengan papa. Secara tidak langsung dia jg mengajarkan bahwa keterbukaan ekonomi sangatlah penting bagi suatu keluarga. Dan hikmahnya, terutama untuk saya, dapat lebih menghargai uang, tidak berfoya-foya dan merasa tidak susah ketika harus menurunkan standar hidup. Saya meyakini hukum alam mengenai Roda Berputar itu benar adanya dan harus siap ketika menghadapi situasi dan kondisi yang mengharuskan kita berada "di bawah" seperti masa sekarang, dimana saya telah cukup menikmati masa-masa hidup yang berada "di atas" sewaktu papa masih mendampingi, melindungi dan menjadi sandaran hidup kami.
- Papa juga selalu bercerita tentang keinginannya memberikan pendidikan yang lebih tinggi untuk anak-anaknya jauh melampaui pendidikan yang dia dapat. Cerita papa tentang banyaknya beasiswa yang diperolehnya mendorong saya untuk selalu berprestasi (walopun tidak sehebat papa), tetapi cukup untuk dapat melihat papa selalu tersenyum bangga dan memegang kepala saya setiap saya mendapatkan ranking di sekolah atau IP yang diatas rata-rata di bangku kuliah dan ketika mendapatkan beasiswa sehingga saya dapat menikmati pendidikan pasca sarjana.
- Walaupun bisa dikatakan semasa masih hidup, papa adalah seorang pejabat di salah satu departemen pemerintah, papa tidak pernah menyalah-gunakan kekuasaan dan kesempatan yang sangat dengan bisa dia manfaatkan apabila dia mau. Setidaknya yang saya tahu setiap dimutasikan ke daerah, papa tidak pernah meminta jatah tugas rumah dinas yang menjadi haknya. Dia akan mencari sendiri dan membayar uang kontrakan dengan uang pribadi nya dan memberikan jatah rumah dinasnya untuk menampung pegawai-pegawai non daerah asal, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk kos ataupun kontrak rumah. Sedangkan kepada anak-anaknya, papa juga berlaku sama. Walaopun saya tau papa dapat dengan mudah memasukkan kami ke salah satu perguruan tinggi negeri atau menempatkan kami di salah satu divisi pada departemen pemerintah tempat papa bekerja, hal-hal itu tidak akan pernah papa lakukan.
- Papaku adalah seorang yang murah hati. Dia selalu senang membantu orang lain dan tidak pelit mengeluarkan uang untuk membantu orang-orang miskin. Bahkan ada beberapa saudara dari pihak mamaku yang uang pendidikan anak-anak mereka ditanggung dari SD sampai mendapatkan gelar sarjana. Dia juga tidak pernah membeda-bedakan orang dari status manapun. Seringkali apabila rumah kami lagi sepi dan hanya kami berdua di rumah, dia akan menyuruh orang dapur (para pembantu) untuk makan bersama kami di meja keluarga. Begitu juga ketika kami makan di restoran, papa selalu memanggil supir kami makan bersama di satu meja dan tidak memesan makanan untuk supir kami itu melainkan mempersilahkan supir kami itu untuk memilih makanannya sendiri. Hm..banyak lagi contoh yang papa berikan seperti selalu duduk di depan di samping supirnya, tidak membedakan makanan, dan menyuruh mereka dengan selalu memakai kata "Tolong". Dan juga mungkin hanya sedikit orang yang berprinsip sama seperti papaku bahwa naik haji itu cukup sekali. Karena lebih baik membantu orang-orang yang layak dan ingin menunaikan haji, tetapi tidak ada biaya.
- Seingatku papa juga tidak pernah marah karena papa selalu berusaha memahami orang lain dan tidak mudah tersinggung. Mungkin juga karena papa sangat sabar sekali orangnya. Pernah mama bercerita, papa mendapatkan fitnah dari teman sekantornya sehingga papa menghadapi sikap permusuhan dari banyak orang tetapi papa dengan tenang tetap masuk kantor seperti biasa, dimana mungkin sebagian orang tidak akan sanggup untuk ke kantor karena tahu akan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari banyak orang disana. Tetapi untuk papaku, karena merasa tidak berbuat salah maka tidak ada yang perlu ditakutkan. Dan aku sangat bangga sekali akan sikap papaku itu !
Ah, masih banyak lagi kenangan lainnya yang dapat saya tuliskan dan setiap kenangan itu tertulis saya merasa bersyukur karena makin menyadari bahwa sebagian sifat dan sikap papa itu menurun kepadaku -seperti seringnya orang berkata, "kalo gw jadi lo, gw udah nangis darah kali" ketika mereka melihat aku masih bisa tersenyum dan menertawakan cobaan hidup. Dan saya juga beruntung sekali mendapat kesempatan untuk merawat papa sebagai "suster pribadi" Beliau di saat terakhir masa hidupnya.
Dan sebagai anak perempuan tertua, saya bahagia dapat mewujudkan keinginan terakhir papa untuk menikahkan salah satu anak perempuannya sebelum meninggal. Dan saya mengetahui telah melakukan hal yang benar walopun kini perkawinan saya gagal, tetapi saya tau setidaknya permintaan terakhir papa dapat terkabulkan. Dan saya harap papa bahagia dan selalu bahagia di alam sana:)