Kala Wanita "Memburu" Pria
Man basically is a hunter. They would rather hunt than be hunted no matter how modern mind they are. Women are expected to sit quietly, do not be too aggressive in giving the signal. “Jinak-jinak merpati” itulah nasihat yang biasa diberikan orangtua kepada anak gadis mereka.
Namun, seiring berjalannya waktu, berkembangnya tekhnologi dan berubahnya cara pikir, belum lagi adanya pengaruh euphoria emansipasi, kaum perempuan abad ini cenderung tak lagi sungkan untuk mengambil alih peranan kaum pria sebagai pemburu. ” Rejeki itu, termasuk jodoh, tidak datang sendirinya dimana perempuan hanya duduk menunggu dan tanpa berbuat apa-apa. Rejeki itu harus dicari, diusahakan, dikejar,”demkian kata sebagian perempuan abad ini. Sehingga lebih duluan melakukan PDKT terhadap pria yang ditaksir, tidaklah lagi merupakan hal yang pamali.
Kaum wanita yang memilih untuk melakukan pemburuan setidaknya harus mengetahui dengan sadar dan mengerti akan konsekuensi yang mungkin didapat. Dari konsekuensi yang menggembirakan karena target berhasil tercapai sampai resiko sakit hati karena misi pemburuan gagal. So, walaupun mungkin sudah menetapkan hati siap lahir bathin untuk menerima penolakan, namun tetap aja lebih baik melakukan beberapa trik untuk meminimalisasi resiko kegagalan, seperti trik-trik berikut ini:)
Memperkirakan secara jujur dan obyektif besarnya tingkat kemungkinan kalau sang dia pun mempunyai perasaan yang sama. Besaran tingkat kemungkinan si dia pun naksir kita itu setidaknya harus lebih dari 50%...yah agar benar-benar aman, minimal 60% lah. Karenanya pastikan kita jangan mengejar laki-laki dalam kategori ‘red alert’ alias ‘terlarang’ seperti laki-laki yang sudah mempunyai pasangan, laki-laki yang takut atau anti komitmen, laki-laki yang tidak dewasa, pemakai narkoba, penjudi, si ‘anak mama’, si ‘narsis’ dan masih banyak tipe bermasalah lainnya yang gw yakin, kita sebagai wanita punya naluri alami untuk mendeteksi setiap tipe laki-laki. Jangan biarkan perasaan menutupi logika. Ingat kita hendak berburu, dan berburu itu harus cermat, tepat, penuh perhitungan dan memakai logika, walaupun sedikit kadar perasaan ikut tercampur di dalamnya mungkin akan dapat membantu keberhasilan misi kita. Tapi ingat, hanya sedikit saja kadar perasaan yang diperbolehkan untuk digunakan dalam membidik dan mengestimasi sasaran kita:)
Kali ini pepatah lama “Jinak-Jinak Merpati” masih bisa kita andalkan untuk digunakan dalam misi. Maksudnya bertindaklah untuk menaklukan hatinya, tetapi jangan terlalu ‘keliatan’. Jangan sampai si dia sadar kalau kita sedang memburu dirinya. Nanti dia geer lhooo atau malah bisa lari ketakukan melihat kita begitu agresif mengejar-ngejar dirinya he…he….Walaupun tak pantang berburu seperti halnya kaum pria, namun tetap ingat kodrat kita sebagai wanita tak ada ruginya deh….Beri dia perhatian yang sedikit berlebih dari sebelumnya,(ingat hanya sedikit saja yaaa), tetapi jaga gengsi juga jangan lupa diterapkan he..he…Setelah itu, kita biarkan dan nikmati saja melihat si dia kebingungan menduga-duga apa arti sikap kita itu he…he…
Mendesak, menyudutkan dan meneror adalah perbuatan yang tidak menyenangkan bagi siapa saja, termasuk si dia. Untuk itu, walaupun lagi semangat-semangatnya memburu si pria idaman, kita harus tau kapan sebaiknya kita berhenti melakukan usaha-usaha permburuan terhadapnya. Berikan si dia waktu untuk berpikir. Apabila kita menebar bibit di tempat yang tepat, percayalah bahwa kita pun akan menuai hasil yang diharapkan:)
Lalu, bagaimana bila bibit itu tak kunjung berbuah juga? Well, itu berpulang lagi ke diri kita sendiri. Mau terus mencoba lagi atau tidak. Bila kita merasa bahwa si dia pantas untuk diperjuangkan, sepertinya mencoba lagi layak untuk dilakukan kok. Karena mungkin juga si dia lama kelamaan akan luluh juga melihat kegigihan kita he…he…