Kemerdekaan atau Kelahiran???
10 hari lagi bangsa Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan untuk ke-64 kalinya. Hari kemerdekaan? Lebih tepat disebut hari lahirnya bangsa Indonesia, setidaknya itu pendapatku. Pada tanggal 17, bulan 8, tahun 1945, Indonesia memang lahir di kancah dunia International yang dibuktikan dengan adanya pengakuan negara-negara lain di dunia. Tapi mengapa dicatat dalam sejarah sebagai hari kemerdekaan ya? Karena sampai saat ini bangsa Indonesia belum benar-benar merdeka, itu juga pendapatku. Mungkin maksudnya merdeka dari penjajahan negara lain? Lah, apakah saat ini, detik ini, Indonesia sudah benar-benar bisa men-cap dirinya merdeka? Bukankah Indonesia juga masih dalam jajahan negara lain, walopun kemasan-nya saja yang berbeda? Tetapi penjajahan ya tetap berarti penjajahan dan kemerdekaan dalam teks proklamasi juga tidak dijabarkan secara khusus jenis dan bentuk kemerdekaan apa yang didapat? Dulu, bentuk penjajahan mungkin lebih bersifat kekerasan, penyiksaan fisik, dan dilakukan secara tanpa ba bi bu. Dan jaman sekarang, kemasan penjajahan lebih bersifat tersurat dan tersirat, lebih friendly, yang kalo dalam bahasa Inggris disebut 'in elegant way'.
Tapi ya namanya penjajahan, tetap berarti penjajahan apapun bentuknya. Yang membedakan adalah orang-orang Indonesia masa sekarang ini malah terlihat rela dan ikhlas di-jajah oleh negara lain, sedangkan nenek moyang orang-orang Indonesia, berdasarkan keterangan pelajaran sejarah jaman sekolahan dulu, bersikap antipati dan menentang bentuk penjajahan, seringkali malah tanpa konpromi.
Oh iya ada lagi perbedaannya. Kalo dulu, para nenek moyang satu suara menentang keras penjajah asing, di era jaman merdeka ini malah ada masyarakat Indonesia yang menjajah masyarakat Indonesia lainnya. Menjajah saudara sebangsa-nya sendiri. Mana yang lebih buruk, dijajah bangsa asing atau dijajah saudara setanah-air?
Tak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi peng-kasta-an dalam susunan tata per-masyarakatan. Sebenarnya itu tidak menjadi masalah apabila dan selama sesama kasta saling menghormati dan menghargai sama lain. Tidak ada yang merasa kastanya lebih tinggi dibandingkan lainnya.
Penjajahan masa lampau hendaknya memberikan pemahaman bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang sama. Tuhan menciptakan miskin dan kaya untuk memberikan pelajaran bagi manusia mengenai rasa saling mencintai, menghargai dan menghormati. Tuhan tidak menciptakan manusia miskin dan lemah dengan maksud untuk djadikan alas yang seenaknya manusia kaya dan kuat dapat menginjak-injak atasnya. Sama halnya Tuhan tidak menciptakan manusia kaya dan kuat untuk dapat berbuat semena-mena mengandalkan kekayaan dan kekuasaannya semata.
Penjajahan sebelum tahun 1945 memberikan kita pelajaran betapa terhinanya untuk dijajah. Lalu mengapa, bahkan yang katanya telah dalam era kemerdekaan ini, maseh menghinakan dirinya untuk dijajah? Tidak hanya masih oleh bangsa asing, tapi yang lebih buruk juga dilakukan oleh anak bangsanya terhadap anak bangsanya yang lain.
Maka tidaklah heran mengapa banyak sekali bencana dan kemalangan yang menimpa bangsa ini. Tidaklah sukar juga untuk ditebak, mengapa rasa aman dan tentram juga masih tidak dapat diraih walopun telah merdeka. Tidak dapat kita mencaci maki Tuhan atas semua kejadian ini. Berbicara tentang Tuhan, maka segala kejadian pasti ada penjelasannya. Semua kesukaran ini karena bangsa Indonesia telah menyalahgunakan rahmatNya.
Masalah yang menimpa seperti laiknya orang yang tak tahu berterimakasih, seperti itulah bangsa Indonesia yang tidak mensyukuri segala karunia Tuhan dengan tidak pernah berdiri dan bersandar pada kekuatan sendiri melainkan malah terfokus mencari kesukarannya sendiri. Akankah bangsa ini sadar untuk benar-benar melihat, merasakan dan mendengar?