Gw Hanya Hidup Untuk Hari Ini



Selagi sakit seperti ini, gw memikirkan. kapan ya maut akan menjemput? Besok-kah, minggu depan-kah, bulan depan-kah, tahun depan-kah atau beberapa tahun lagi-kah? Selanjutnya gw sering bertanya pada diri sendiri, bagaimanakah hidup anak-anak nanti apabila gw tiba-tiba harus meninggalkan dunia fana ini? apakah mantan suami dan istri-nya akan mengurus anak-anak dengan baik? apakah anak-anak tau bahwa gw akan selalu mencintai mereka walopun gw sudah tidak ada di dunia untuk mendampingi mereka? Dan beberapa pertanyaan lain yang silih berganti mengisi bilik-bilik pikiran yang membuat gw sadar begitu banyaknya tugas dan tanggung jawab yang belum terselesaikan dan itu membuat gw langsung bertambah panik.

Tetapi kepanikan itu membuat gw juga berpikir,"apakah ada gunanya ya gw panik seperti ini?" ...Yang ada gw akan melihat hidup ini menjadi sebuah beban yang teramat besar yang penuh dengan kekhawatiran, tidak adanya harapan malah menimbulkan ketakutan dimana akan mendorong munculnya sikap pesimistis atau pun ambisius. Pesimis memandang usaha apapun yang dilakukan akan sia-sia belaka atau merasa tugas- tugas yang harus dikerjakan kok tidak ada habis-habisnya. Sedangkan gw akan ambisius menjalani kehidupan ini dengan tujuan utama menyelesaikan semua tugas yang harus dilakukan dengan bekerja keras sampai larut malam, tidak mau bersenang-senang bahkan melupakan waktu untuk bersantai bercengkerama dengan anak-anak. Tanpa sadar, perasaan pesimis dan ambisius ini perlahan-lahan tapi pasti akan menjauhkan gw dari orang-orang tercinta, terutama anak-anak.

Selagi serius memikirkan bagaimanakah sebaiknya bersikap....terdengar Dali lagi menghapalkan surah Quran Wal-Ashr yang sekejap memberikan jalan keluar dari beban pikiran ini. Sebagai manusia, gw bodoh sekali telah melupakan Tuhan. Gw lupa bahwa Tuhan telah menyiapkan jalan atau takdir untuk setiap umat-Nya, begitupun juga buat gw dan anak2. Gw hanya tinggal menjalani jalan yang telah ditetapkan Tuhan dengan membaca pertanda-pertanda yang ditinggalkan-Nya untuk setiap untuk gw, untuk setiap umat-Nya. Masalahnya, rumit atau mudahnya jalan yang gw tempuh nanti tentunya seberapa peka dan aware-nya gw untuk mengenali dan membaca pertanda-pertanda tersebut. Salah membaca pertanda akan membuat jalan hidup menjadi lebih susah atau berat dari yang seharusnya, itu lah yang terjadi ketika gw mendapatkan dan harus menghadapi masalah-masalah berat dalam hidup. Gw hanya harus lebih meyakinkan diri gw untuk percaya pada ketentuan dan ketetapan-Nya dan mengikuti jalan hidup yang ditakdirkan sampai akhir. Tapi apakah karena segala sesuatunya sudah ditakdirkan oleh Tuhan, kita tidak bisa mempunyai tujuan hidup atau bermimpi lagi ?



Takdir yang juga dapat diartikan ketentuan Tuhan, sebenarnya kita sebagai manusia juga luput menyadari bahwa sesungguhnya takdir itu adalah tujuan hidup kita, impian kita. Sebagai manusia dengan segala keterbatasan tentu tidak mengetahui apa yang telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kita. Yang kita tau dan yakini adalah bagi setiap umat-Nya, Tuhan memang telah menentukan takdir dan menyiapkan jalan untuk mencapai takdir tersebut. Dan takdir itulah yang ditiup dan ditransformasikan oleh Tuhan ke pikiran dan hati umat-Nya yang kita kenal sebagai tujuan hidup, cita-cita, mimpi atau apa pun yang selalu ingin kita capai dalam hidup ini. Untuk mencapai takdir, tujuan hidup atau mimpi inilah kadang memerlukan kita untuk keluar dari comfort zone, cara hidup yang telah kita kenal dengan baik dan sangat terbiasa juga nyaman dalam menjalaninya. Tetapi, cara hidup seperti itu akan membuat setiap hari akan terasa sama saja dan kalau setiap hari sudah terasa sama saja, itu sama artinya kita tidak pernah dapat menyadari hal-hal indah yang banyak terjadi dalam hidup setiap hari. Misal kita akan menolak belajar menggunakan komputer karena kita sudah terbiasa menggunakan mesin tik listrik, padahal komputer dapat memungkinkan kita untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien dan efektif yang mungkin bisa memberikan benefit lebih lanjut seperti adanya promosi dan peningkatan besarnya gaji, yang intinya hal-hal ini dapat membuat kita senang, bahagia serta menambah rasa percaya diri kita. Rasa antusiasme ini yang juga membuat kita berani untuk terus bermimpi, membuat kita yakin bahwa akan dapat mencapai tujuan hidup kita. Dan semakin dekat kita dalam mewujudkan takdir maka semakin mengerti alasan keberadaan kita di dunia ini. Sejak itu, salah satu prinsip hidup gw adalah 'live for today' atau 'hidup untuk hari ini'.

Prinsip ini menimbulkan banyak protes dari beberapa kerabat dan teman2. Garis besar komentar mereka kira-kira seperti ini,"Vie sebagai orangtua tunggal dengan 2 anak tidak bisa dunk berprinsip seperti itu. Lo dituntut lebih harus berpikiran kritis, harus punya planning ke depan, terutama untuk kebaikan dan kesejahteraan anak2 lo. Inget lo ga lagi bisa mikirin hidup buat diri lo sendiri aja loh!" Hm.. apakah dengan prinsip 'hidup untuk hari ini' berarti gw tidak memikirkan kesejahteraan anak2? Setiap orang punya cara sendiri yang tentunya dapat berbeda satu sama lain dalam mempelajari sesuatu untuk mencari dan meraih takdir masing-masing. Begitu juga akan halnya gw.

Dengan keyakinan akan takdir Tuhan dan untuk mencapainya, maka gw akan berusaha untuk tidak terlalu banyak melakukan kesalahan dalam mengenali dan membaca pertanda dan isyarat Tuhan. Andai pun gw salah dalam membaca pertanda, cobaan-cobaan yang datang dan dialami kemudian harus gw jalanin dengan tidak terburu-buru. Segala cobaan yang gw yakini untuk menguji seberapa besar niat dan keteguhan hati serta keberanian untuk meraih takdir dan menggapai mimpi harus gw hadapin dengan penuh kecermatan logika dan dengan penuh kesabaran. Kalau gw merengsek maju dengan membabi buta, gw akan luput melihat isyarat-isyarat yang diberikan. Semua hal dan tindakan yang kita lakukan masing-masing ada waktunya. Oleh karena itu, gw tidak risau akan masa depan. Sebab gw tidak hidup untuk masa depan, apalagi di masa lampau. Gw hidup di hari ini dan berkonsentrasi pada kehidupan saat ini karena hidup berarti saat yang sedang gw jalanin sekarang ini dengan porsi nya masing-masing.