Mencari Calon Ayah Bagi Anak2 ATAU Calon Suami???
Jatuh cinta kepada seorang single parent, bagi seseorang 'never married before single men/women'tentunya bukan hal yang mudah. Mungkin malah itu merupakan hal terakhir yang terpikir dalam benaknya. Atau ketika tidak ada lagi persediaan 'never married before single ladies/men' di dunia ini, barulah mau tak mau sang un-married single men/women pun melirik kami, para single parent he..he...Kelihatannya sarkastik dan pesimis sekali ya gw?:)
Itu semua karena I’ve heard everything from “I don’t date women with kids” to “I’m not trying to be nobody’s mama”. Well, wajar sih perasaan seperti itu. But, my initial inquiry when I hear statements like these is, who said that all single people who have children are automatically looking for someone to step in and take the absent parent’s place? Ge-Er aja deh mereka he..he..
Mungkin bagi sebagian single mom ataupun single dad ketika menjalin suatu hubungan lagi dengan seseorang memang bertujuan untuk mencari ayah atau ibu baru bagi anak-anak mereka. Untuk itu, tentunya sangat penting kesesuaian sang calon ayah atau ibu baru dengan anak-anak. Sehingga, seringkali para single parent berkomentar seperti yang umum terdengar,"Yah gw mah terserah anak-anak deh...kalo anak-anak cocok dengan pacar gw, baru deh gw mau serius ..tapi kalo enggak, ya terpaksa deh gw say good bye aja walopun gw cinta...gimana ya, kebahagiaan anak-anak diatas segala-galanya sih bagi gw".
Kebahagiaan anak-anak memang di atas segala-galanya, tidak hanya bagi para single parent, tentunya juga bagi semua orang tua di muka bumi ini. Siapa sih yang tidak mau anak-anaknya bahagia. This may be hard to believe, but there are actual single parents who are more interested in finding true companionship for themselves and a true “friend”, or male/female role model for their child(ren). Dating for the single is not always about re-making “the family”. Dan gw termasuk salah satunya he..he..
Ada teman yang bilang bahwa gw egois sekali dan gw tidak mempermasalahkan pendapat temen gw itu apalagi sampe menilai,"sok tau banget sih lo...emangnya apa yang lo tau tentang hidup gw dan anak-anak sampe ngerasa berhak bilang gw egois.."
Juga bukan bermaksud untuk mencari pembenaran diri, tapi gw sangat menyadari kalo taking on responsibility for a child is a lifetime commitment, so I can understand the fear that some men and women might have of being thrust into that role before they are ready. So I think some people shouldn’t be in “that role”, in a single parent’s life, period.
Lagipula masa berpacaran adalah juga masa-masa perkenalan dan penyesuaian antara dua individu yang tentunya sangat berlainan karakter, sikap dan banyak hal lainnya yang berbeda satu sama lain. Mencocokkan dua individu saja udah sangat rumit dan tidak mudah, apalagi kalau belum apa-apa sudah harus memasukkan unsur anak-anak dalam proses penyesuaian ini. Wah...ga kebayang gimana bertambah rumit berkali-kali lipat dan bukan tak mungkin kalo akhirnya di tengah jalan kita dan juga si calon pasangan udah kelelahan menanggapi kerumitan ini.
Finding my children a new father was the last thing on my mind. They already had one! My primary interest in having relationship is getting to know my couple as a person, rather than him stepping into the role of father or a caregiver to my kids. If we make the decision to advance to a more permanent stage then that will be the time to talk more about co-parenting possibilities. Until then, he will continue to build a friendship with my kids,no other responsibilities required:)