3 Tipe Ayah TunggaL Yang Kurang Baik



Minggu sore kemaren, gw membaca sebuah hasil penelitian dari Constance Ahrons yang mempelajari tentang tipe-tipe 'single dad atau divorced father' dengan melakukan survey terhadap 173 orang anak dari 98 jumlah pasangan yang bercerai.

Hasil penelitian Ahrons mengatakan bahwa secara garis besar, tipe-tipe divorced father dibagi ke dalam 3 tipe, yaitu:

- Disneyland Dads
Tipe ayah yang lebih memanjakan anak-anaknya dengan mainan-mainan, liburan, rekreasi, dan kegiatan bersenang-senang lainnya ketimbang be there for his children as a real 'father'.

- Deadbeat Dad
Tipe ayah yang sama sekali tidak memberikan bantuan dan dukungan kepada anak-anaknya secara material atau financially.

- Disapearing Dad
Tipe ayah yang sama sekali menghilang dalam kehidupan anak-anaknya, entah karena ayah tersebut pindah ke lain tempat atau karena sebab lainnya. Biasanya tipe ayah ini selain tidak memberikan dukungan secara material, juga tidak secara immaterial atau fisik.

Selain membagi figur seorang ayah kedalam tiga tipe seperti disebutkan diatas, penelitian Ahron juga menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan 3 tipe ayah tersebut yaitu kemarahan dan konflik yang terus berkepanjangan dengan mantan istri, adanya kehadiran laki-laki lain dalam kehidupan si mantan istri yang berarti juga adanya kehadiran ayah baru dalam hidup sang anak, kepindahan mantan istri dengan anak yang tanpa pemberitahuan, atau sang ayah yang menikah kembali.

Namun, terlepas dari ketiga tipe ayah diatas, hubungan anak dan ayah ini memang sangat rapuh dibandingkan hubungan antara anak dan ibu, terutama dalam tradisi yang sangat konservatif seperti di negara kita Indonesia. Ada pendapat umum bahwa seorang ibu harus terlibat dan menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka, tetapi hal yang sama tidak diharapkan dari ayah. Ayah sering diserahkan tugas sebagai pencari nafkah diluar rumah saja.

Sehingga tidak heran, apabila terjadi perceraian maka hak asuh anak biasanya akan jatuh ke tangan ibu karena sehari-hari memang ibulah yang lebih memiliki kedekatan secara fisik dengan anak-anak ketimbang seorang ayah. Hal ini secara tidak langsung juga mempengaruhi hubungan antara ayah dan anak setelah terjadinya perceraian.