Haruskah Cinta Memiliki??
Kalau kita memang mencintai sesuatu atau seseorang, apakah kita mempersoalkan ia mencintai kita juga ataukah tidak? Apakah kemudian lantaran ia menolak atau tak mencintai kita lalu kitapun berhenti mencintainya dan berbalik membencinya?
Cinta yang disertai hasrat kuat untuk memiliki biasanya akan menimbulkan rasa
kemelekatan. Bila ditampik oleh yang kita cintai seperti itu, maka 'hati' kita pun terluka.
Sesungguhnya yang gw sebut sebagai 'hati' disini tidak lain adalah hasrat kuat untuk memiliki yang bisa dibilang juga sebagai reaksi dari kemelekatan itu. Bukan 'hati' dalam ungkapan hati-kecil, hati-nurani atau semua ungkapan sejenis. Oleh karena itu, kemelekatan inilah yang terluka bila ditampik oleh sesuatu atau seseorang yang kita cintai.
Secara hati dalam artian hati-kecil atau hati-nurani ataupun fisik hati itu sendiri sebetulnya sama-sekali tidak terluka. Kita hanya merasa sedemikian terlukanya kalau kita telah sedemikian rupa mengidentifikasikan -diri pada 'hasrat kuat untuk memiliki' itu.
Cinta yang disertai kemelekatan berpotensi besar untuk menyakiti, dan berbalik menjadi benci. Cinta yang seperti inilah yang merupakan lawan dari benci, yang membentuk pasangan dikotomis 'cinta-benci' itu.