Pria dan Wanita Saling Melengkapi, Bukan Saling Mengungguli



Dalam banyak hal, perempuan merasa kedudukan mereka lebih rendah daripada pria. Oleh karena itu, perempuan dengan berbagai cara berusaha untuk meningkatkan status kedudukannya di masyarakat. Hal ini adalah selama ini yang masyarakat kenal sebagai emansipasi. Sebagian hasil emansipasi dirasakan positif untuk kaum wanita, yang sayangnya, saking dirasakan positifnya kaum wanita akhirnya menjadi 'kebabalasan' dalam menuntut (yang mereka pikir sebagai) hak-haknya. Apalagi standar yang dipakai adalah pencapaian kaum pria. Konyol sekali bukan?

Tentu saja, ini konyol sekali. Mengapa pencapaian kaum pria yang dipake sebagai standar atau tolak ukur dari keberhasilan emansipasi? Pencapaian kaum pria sebagai standar dan acuan dari emansipasi akan mengakibatkan kaum wanita tidak benar-benar mengenal dirinya, tidak benar-benar tau apa yang kaum wanita sebenarnya mau, apa yang sebenarnya dibutuhkan, apa yang sebenarnya menjadi kewajiban mereka, dan apa yang menjadi tujuan hidup para kaum wanita ini sendiri. Bukankah hal ini sangat bertolak belakang dengan konsep 'instropeksi diri' untuk menjadi seseorang dengan kepribadian yang lebih baik? And the funny thing is we, women, never ask why and what for we struggle to meet such men standard? Don't we we have our own standard?



Dalam emansipasi, kaum wanita hanya terpaku memandang 'kelemahan-kelemahan'nya. Padahal sebagai manusia yang mempunyai banyak keterbatasan, kaum pria pun tentu mempunyai kelemahan yang tidak kalah banyaknya dari kelemahan-kelemahan yang dipunyai oleh kaum wanita. Persoalannya, kelemahan yang dimiliki oleh seorang pria tidak sama dengan kelemahan seorang wanita. Tapi, memang inilah mungkin tujuan Tuhan dalam menciptakan sepasang manusia, laki-laki dan perempuan. Kelemahan seorang pria adalah kekuatan yang dimiliki seorang wanita, sehingga sepasang manusia ini akan saling menutupi kelemahan masing-masing dengan kekuatan yang dipunyai lawan jenisnya. Saling kompatibel satu dengan lainnya, sesuai dengan takdirnya masing-masing. That makes woman and man complement each other.

So, first of all let us drop this debate about superiority and inferiority. Neither woman is inferior to man, nor is man inferior to woman. Women are not helpless creatures living at the mercy of men. Women are in this world to equally share all burdens and take part in all affairs. Men and women are equally superiors - in their own ways, and their own areas.

Therefore, please stop arguing and fighting for emancipation. Wanita, kekuatan-mu adalah 'kewanitaanmu (womanhood)', dan ini adalah 100% takdirmu, 100% milikmu, bukan milik siapa-siapa dan tak akan tergantikan oleh siapapun dan apapun.