Emangnya kalo gw jelek, ga pinter, ga kaya tidak boleh mencintai si ganteng, si pinter dan tajir??? he..he..


Pada suatu hari ada seorang teman bertanya,"Vie, lo pernah ga merasa malu mengenalkan pacar lo ke temen2 atau ke keluarga lo?"
Terus jawaban gw adalah,"Never....tapi dengan catatan gw harus merasa yakin terlebih dahulu ma perasaan dan kesungguhan gw ke pacar gw dan begitu juga sebaliknya."
Dan temen gw itu pun bertanya lagi,"Kalo lo dan pacar lo udah sama-sama ngerasa yakin, tapi masih ada masalah lain yang mengganggu, gimana?"
Dan gw pun akan terheran-heran mendengar komentar dan pertanyaan temen gw itu,"Kok bisa masih ada masalah lagi??"
Teman gw itu-pun menlanjutkan,"Ya bisa aja dong...misalnya pacar lo itu ternyata berkategori dibawah standar."
Komen gw lebih lanjut-pun,"Maksud lo....doski malu-maluin untuk dikenalin ke kalangan lo gitu?"
Temen gw itu-pun berkata,"Ya...gitu deh.....ga level, itu singkatnya."
Dan sekarang giliran gw untuk tertawa geli sekaligus bertanya,"Ha...ha...ha...terus kalo diam-diam ternyata dan sebenarnya dia juga berpikir sama kalo lo itu ga level untuk standar lingkungannya gimana?? Lalu piye??? Malah cocok kan, karena jadi sama-sama ga level he..he..."
Kemudian, biasanya gw pun harus kabur dari serangan cubitan mendadak yang akan dilancarkan oleh temen gw itu ha....ha...

GA LEVEL!!!
Ha...ha....kalimat ini cuman dua kata aja tapi dampaknya sangat dahsyat lohh...mampu meruntuhkan ikatan cinta bahkan perkawinan diantara dua makhluk yang tadinya saling mencinta.
Tapi bukannya kata-kata pujangga cinta, kalo cinta itu saking tulus dan murni maka tidak pernah mengenal akan adanya perbedaan??
Lagipula...hari gini...di jaman yang semakin demokratis ini, masak masih ada aja seh orang yang menganggap sebegitu pentingnya kasta-kasta dan perbedaan-perbedaan diantara sesama?
Bahkan Tuhan aja yang notabene adalah Sang Pencipta kita saja tidak pernah membeda-bedakan umatnya di mata-Nya kecuali untuk tingkat keimanan masing-masing manusia.

Yahh...itu kan teori, tapi pada kenyataannya hal ini masih berlaku dan diterapkan oleh sebagian masyarakat, bukan hanya di Indonesia saja, tapi juga seluruh negara di muka bumi ini. Even, itu juga pernah terjadi tiga kali pada diri gw loh.
Pertama, waktu jaman cinta pertama di era sekolahan dulu....pacar gw waktu itu malu memperkenalkan gw ke keluarganya karena perbedaan suku. Gw yang kebetulan dilahirkan dengan ber-ayah-kan suku batak, otomatis mewarisi darah batak yang mengalir di dalam tubuhku ini yang kemudian makin dipertegas dengan adanya nama marga yang mengakhiri deretan nama panjangku. Namun, keluarga pacarku waktu itu yang kebetulan bersuku Jawa Tengah yang secara umum dikenal sebagai salah satu suku yang lemah lembut, sangat kontras sekali dengan suku Batak yang suaranya saja sudah terkenal menggelegar bagaikan halilintar walaupun benernya sih itu cuman volume suaranya saja loh. Tapi kan, orang-orang sudah berstereotipe duluan..kalo orang Batak dengan suaranya yang keras membahana itu pasti galak-galak...waduh...mungkin untuk sebagian orang Batak, tapi kebetulan gw termasuk orang Batak yang tidak galak dan malahan mempunyai sifat 'sungkan atau ga enakan' yang memang aneh sih untuk dipunyai oleh orang yang berdarah Batak seperti diri gw ini.

Kedua, waktu jaman menikah dulu...perbedaan suku tidak lagi menjadi masalah karena kebetulan gw dan mantan suami sama-sama orang Batak. Akan tetapi, walaupun perbedaan suku tidak lagi menjadi masalah, maka kali ini perbedaan tingkat sosial pergaulan yang menjadi masalah. Mantan suami tidak mau mengenal teman-temanku atau keluarga besarku yang lain karena Ga Level katanya, persis banget dengan kata-kata temenku tadi...Ga Level!!!
Mantan suami dan keluarganya yang memang berasal dari keluarga terpandang dan banyak harta dengan pergaulan dari kalangan menengah ke atas membuat diri beserta keluarga besarnya memilih untuk bergaul dengan orang-orang dan kalangan yang dinilainya sederajat atau pantas, tanpa memperdulikan penilaian orang dan kalangan lain terhadap dirinya sendiri.
Well....money and power actually can't buy true and pure love lohhhh.......karena pikiran yang selalu terpusat pada kebutuhan akan money and power akan selalu mempertimbangkan unsur untung dan rugi pada setiap hubungan yang akan maupun sedang dijalin, dan hubungan yang selalu didasarkan pada azas untung-rugi apakah akan berlangsung baik untuk selamanya???

Pengalaman ketiga gw dapatkan sewaktu menjalin hubungan kembali untuk yang pertama kali setelah tiga tahun bercerai. Kali ini, bukan masalah suku maupun status sosial yang menjadi kendala, melainkan diri gw yang dinilai tidak cukup pintar, tidak mempunyai jabatan kerja dengan karir yang menakjubkan dan tidak cukup cantik untuk menjadi pasangan yang dapat diperkenalkan dengan rasa bangga dan penuh cinta kepada teman-teman maupun keluarganya. Kalau begitu, mengapa sang mantan pacar ini memilih untuk menjadikan gw kekasih hatinya ya? Ketika gw tanyakan ini kepada dirinya, sang mantan pacar menjawab bahwa dirinya merasakan perasaan yang nyaman dan dapat menjadi dirinya sendiri ketika bersama gw. Namun, hal ini belum dapat dijadikan dasar yang kuat untuk dirinya memutuskan bahwa gw layak untuk dibawa masuk ke dalam lingkungannya. Terlebih karena Sang Masa Lalu dari si mantan pacar yang mantan model ilklan jaman 80-an ini dikenal sangat pintar dan bertitelkan direktur di salah satu perusahaan asing.



Wah ternyata banyak juga ya pengalaman gw terkait dengan kata-kata Ga Level ini he..he... jangan-jangan gw perlu di ruwat neh sehingga ke-Ga Level-an gw ini bisa wes..jewes..jewes..bablas ngacir dari kehidupanku he..he....

Namun, karena telah ditempa sekian banyak pengalaman itu-lah maka gw bisa menyumbang saran sederhana untuk temenku itu, yaitu:

1. DON'T see your crush through other people's eyes
If some of your friends or family don't like your crush or think that liking this person is somehow wrong, don't take their word for it. Maybe they just don't know your crush like you do. Maybe they think they're helping you avoid a broken heart or broken future. Talk to them about why they feel the way they do about your crush, and explain to them why you feel the way you do.
Boleh juga ditambah dengan kata-kata becandaan kalo bagaimanapun pacar kita itu adalah manusia juga yang walaupun jelek, tidak kaya, tidak pintar, namun mempunya hak untuk dicintai dan mencintai oleh lawan jenisnya. Apalagi Tuhan itu Maha Adil dengan menjodohkan si beauty dengan si the beast, si kaya dengan si miskin, si bodoh dengan si pintar, jadinya kan ada perbaikan keturunan dan sesuai dengan azas keadilan sosial kemerataan he..he..

2. DON'T worry too much about how others might judge you
Everyone judges. We can't change that. What we can change is how we let it affect how we live our lives. You may be afraid to show that you like someone because of what your friends and family might think or do. But if you feel strongly that someone is special and worth being around, it's important to stay true to that. A real friend or family will try to see someone the way you see her or him, and respect you for following your heart.

3. DO think for yourself
So, what happens if you hear some horrible rumor about your crush? Don't believe it…at least, not until you can find out the truth for yourself. If you're having trouble getting past the "label" that others have given your crush (like "geek" or "rich kid"), get to know him or her as an individual, and try to judge this person honestly and fairly.



So....kenapa mesti takut orang-orang tau kalo kita jatuh cinta ma si Ga Level ini????? yang ada malah basi tuh jatuh cinta ma yang level-level nya sama....alias ga kreatif....monoton..he..he...Yang penting I Love You and You Love Me ....We are happy couple on earth....mantabb kan...:)

Akhirnya....Selamat Jatuh Cinta dengan segala perbedaan yang ada....:)