Tampilkan postingan dengan label Death. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Death. Tampilkan semua postingan

I Lost My Friend, Alma, To LUPUS



There are very few things in life that are harder to face than the sudden death of someone you care about. Whether it's a friend, a sibling, or even someone you just sort of know, the loss of their life can make you feel like you have an enormous hole inside yourself.

Dan itulah yang terjadi pada diriku, hari ini. Hari ini diriku mendengar kabar yang sangat menyesakkan dada. Satu lagi sahabatku pergi meninggalkan dunia ini. Alma Enita Naibaho, demikian nama lengkapnya. Aku sering memanggilnya Alma, atau Princess Alma, kalau sedang ingin menggodanya. Ga tau kenapa Alma tuh seneng banget kalo dipanggil princess ha..ha…

Aku mengenal Alma sekitar 5 tahun yang lalu, ketika diriku bekerja sebagai auditor di suatu kantor akuntan publik di Jakarta. Pertama kali mengenalnya, aku menganggap Alma adalah seorang penyendiri, terutama karena selalu melihat dia duduk sendirian di bangku mejanya dan jarang chit chat dengan teman-teman lainnya. Apalagi kemudian aku ditempatkan di client yang berlainan dengan dirinya, walaupun masih dalam satu lini arahan atasan yang sama. Namun, seiring berjalannya waktu keakraban pun terjalin antara aku dan Alma. Sangat akrab malah. Ternyata Alma tidaklah sependiam yang aku kira sebelumnya. Hangat dan selalu ceria itulah kepribadian yang paling aku ingat dari seorang Alma sampai saat ini.

Persahabatan jugalah yang menjadikan diriku orang yang terawal mengetahui dirinya tiba-tiba mengidap penyakit LUPUS. LUPUS ??? Penyakit apakah itu? Karena Alma-lah , diriku menjadi lebih peduli terhadap penyakit ini. Melalui beberapa riset dan beberapa kunjungan mengantarkan Alma ke beberapa dokter ahli, diriku mencoba untuk memaparkan sedikit mengenai penyakit Lupus ini, penyakit yang sebagian besar kaum kita-lah, wanita, yang tercatat sebagai penderitanya.

Penyakit LUPUS adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya. Penyakit Lupus merupakan penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan, sehingga tidak berfungsi menyerang virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri.
Gejala penyakit ini dibedakan atas gejala umum dan gejala pada organ tertentu. Gejala umum yang sering ditemukan di antaranya, penderita sering merasa lemah, kelelahan berlebihan, demam, dan pegal-pegal. Gejala ini muncul ketika lupus sedang aktif dan menghilang ketika tidak aktif.

Organ-organ tubuh yang biasanya menunjukkan adanya lupus sangat banyak, dari kulit, ginjal, jantung, hingga otak. Pada kulit gejalanya berupa ruam merah berbentuk mirip kupu-kupu di kedua pipi. Di bagian tubuh lainnya terdapat bercak merah berbentuk cakram dan terkadang bersisik. Kerontokan rambut dan sariawan merupakan gejala lain pada kulit. Kalau dilihat secara utuh, penderita lupus dengan gejala-gejala tadi akan tampak mirip monster.Pada dada timbul rasa sakit yang menimbulkan gangguan pernapasan. Bila jantung atau paru-paru terserang, penderita akan merasakan jantung berdebar atau sesak napas. Bila jantung mengalami kelainan lanjutan, kaki menjadi bengkak. Pada sistem otot gejala yang dirasakan penderita adalah rasa lemah atau sakit di otot. Pada pesendian akan dirasakan sakit, baik dengan ataupun tanpa pembengkakan dan kemerahan. Pada darah terjadi penurunan jumlah sel darah merah, putih, dan sel pengatur pembekuan darah.

Sedang pada saluran pencernaan muncul gejala sakit perut, mual, muntah, diare, atau sukar buang air besar. Pada ginjal terjadi gangguan fungsi yang mengakibatkan tidak dapat dikeluarkannya racun hasil metabolisme dan banyaknya kandungan protein dalam urine. Pada sistem saraf timbul gangguan pada otak, saraf sumsum tulang belakang dan saraf tepi, yang mengakibatkan pusing atau kejang. Bahkan, bisa sampai menimbulkan stroke dan gangguan jiwa, meskipun ini jarang terjadi.



Dilaporkan beberapa obat baru untuk lupus yang dibahas di Kongres Internasional Lupus di New York. Salah satu obat baru adalah LymphoStat-B, bekerja menghambat protein yang menstimulasi limfosit B (BLyS= B lymphocyte stimulator). Limfosit B adalah sel yang berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi, odi yang salah arah pada pasien lupus.
Obat baru ini telah mendapat persetujuan FDA (Badan POM-nya Amerika), melalui jalur cepat, karena dianggap amat potensial sebagai obat penyakit SLE. Uji klinik telah membuktikan manfaat dan keamanan obat ini untuk mengobati penyakit lupus. Aktivitas penyakit lupus menurun. Obat tersebut juga memulihkan aktivitas auto imun kembali ke normal. Pada uji klinik tersebut juga dijumpai pengurangan jumlah limfosit B sebesar 12 persen-40 persen serta pengurangan kadar anti-dsDNA (double-stranded DNA); anti-dsDNA adalah salah satu kriteria penting untuk penyakit lupus. Obat lain yang serupa LymphoStat B yang dilaporkan hasil uji kliniknya adalah rituximab (antilimfosit B) dan infliximab, yang mempunyai aktivitas anti-TNF (Tumor Necrosing Factor).

Peneliti lain melaporkan dehydroepiandrosterone (DHEA) dapat mengurangi keperluan dosis prednisone untuk pasien lupus. Khusus untuk pasien lupus dengan gangguan di ginjal (lupus nefritis), setelah mendapat obat siklofosfamid, sekarang ada 2 pilihan untuk obat pemeliharaan (maintenance), yaitu azatioprin atau mycophenolate mofetil yang ternyata hasilnya lebih baik dibandingkan dengan siklofosfamid. Masih dalam penelitian awal adalah pengobatan lupus dengan cangkok sumsum tulang, yang hasilnya cukup memberi harapan. Dapat disimpulkan, sekarang ini makin banyak pilihan pengobatan untuk SLE yang memberikan harapan baru, walaupun belum dapat memberikan kesembuhan total.

Untuk temanku Alma, akhirnya dirimu bebas dari LUPUS. Ikhlas menuruti kehendak-NYA yang meminta diri sahabatku Alma untuk menemani-Nya di surga. Namun, dimana pun dirimu Alma, aku tetap menganggap dirimu sebagai salah satu sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Seorang sahabat adalah cerminan diri kita sendiri. Seorang sahabat juga merupakan belahan dari jiwa kita, seperti yang dirimu katakan dalam puisi yang tertulis di facebookmu berjudul “Teman dan Persaudaraan”.

"Ketika dua orang memiliki jiwa, penampilan tidaklah penting. Topeng tidak dibutuhkan. Sejak pertama kamu bertemu, ada perasaan sama-sama tahu bahwa kamu telah menemukan sebuah persahabatan yang didasarkan pada kejujuran dan keterbukaan. Persahabatan semacam ini memang langka. Didalam hidupmu, kamu mungkin mempunyai banyak kenalan dan teman sejati. Tapi seseorang dengan siapa kamu terikat di hati dengan indah adalah pemberian yang spesial dan berharga dari Tuhan, sebuah "intipan" duniawi dari surga, seorang teman yg bernyanyi dalam harmoni sempurna dengan musik dijiwamu!!"

Dari diriku untuk sahabatku, Alma:

"I was not ready to say goodbye
Your disease just over took
But our friendship is forever
Until death, did we part
Although your away physically
You’re always in my heart"

Rest in Peace ya Alma….Sampai kita bertemu lagi di dunia keabadian.

Mati...Sapa Takut??


"Panjang umurnya, panjang umurnya..." itulah salah satu lirik yang sering didengar saat menyanyikan lagu ulang tahun. Who Wants To Live Forever? ya siapa yang ingin hidup selamanya? Setiap yang bernyawa pasti akan menemui ajalnya.... apa gunanya hidup panjang umur jika harus lemah menderita tergolek tak berdaya...apa gunanya usia panjang jika tak berguna untuk sesama...apa enaknya hidup lama di dunia ini apabila kita tidak tau caranya 'menikmati' dunia???

Tapi akan mengerikan juga jika harus mati secepatnya, apalagi setiap manusia tiada daya upaya untuk mencegahnya. Tidak seperti penyakit yang paling ganas sekalipun seperti AIDS dan Kanker, manusia setidaknya dapat berusaha menunda penyebaran virus dan mutasi gen tersebut. Namun kematian??? Wujud fisik dari kematian itu sendiri, tiada manusia yang mengetahui. Bagaimana mau menunda apalagi mencegahnya selain meyiapkan diri untuk menyambutnya?

Manusia selalu takut kepada hal yang tidak diketahuinya, seperti halnya kematian. Wajar dan normal banget bila setiap manusia berpikir atau merasa seperti itu. Sejak dulu mati adalah misteri dari hidup yang tidak pernah diketahui. Dan semakin menjadi misteri karena tidak pernah ada yang dapat 100% meramalkan atau memperkirakan dengan tepat datangnya ajal menjemput.

Orang beragama menganggap setelah kematian akan menghadapi suatu kehidupan baru, sebagian orang mungkin juga menganggap setelah kematian ya sudah habis perkara tidak ada lagi kehidupan yang lain...Diriku merupakan seorang yang beragama namun tidak religius. Bahkan bisa dibilang masih sangat kurang diriku ini menunaikan ibadah sholat maupun membaca quran. Mungkin satu-satunya ibadah yang paling sering diriku lakukan adalah selalu semaksimal mungkin bersedekah dan menjaga silaturahmi. Namun, itu kan bukan yang wajib ya?? Jadi apakah sudah cukup bekal diriku ini seandainya maut datang menjemputku sekarang? Sebaliknya, apakah juga sudah cukup bekal seseorang yang terbilang tak pernah lepas sholat apabila maut mengambilnya?? Tak ada satupun yang benar-benar mengetahui mana yang benar, kecuali orang yang pernah merasakannya, dan tentunya orang yang telah merasakannya tak akan sempat menceritakan pengalamannya kepada kita! Dan akhirnya kematian akan tetap menjadi misteri bagi setiap manusia, (mungkin) selamanya!.

However, for me religion is a way of feeling comfortable with death.

I am not religious, I am spiritual and I take comfort that there is an afterlife for me.
For those who are set in the scientific frame of mind, that must still be lead to question... because if we can exist in a solid form, why cant we exist in many other different forms.

Kematian tidak selamnya membuat seseorang menjadi "benar-benar mati", justru kematian dapat membuat seorang tetap "hidup".Muhammad SAW, Yesus dan Musa tetap hidup sebagai contoh manusia Saleh yang pernah hidup dimuka bumi bagi kebanyakan pengikutnya. Mussolini, Hitler, Stalin namanya tetap hidup sebagai contoh pemimpin lalim yang pernah hidup bagi kebanyakan orang, dan mungkin juga sekaligus sebagai pahlawan bagi pengikutnya. Nama Jimi Hendrix, Bob Marley, John Lennon, atau Curt Cobain masih akan tetap hidup di benak penggemarnya. Curt Cobain lebih terkenal setelah dia mati, kini seolah-olah dia menjadi legenda dimata penggemarnya, kematian kontroversialnya telah membuatnya menjadi (mungkin lebih) populer ketimbang saat hidup. Siapa yang tidak mengenal mengenal wajah Ernesto Guevara? setelah kematiannya oleh tentara Bolivia di hutan belantara Amerika Selatan namanya tidak turut serta menjadi mati, justru kini orang dengan mudah melihat wajahnya terpampang di berbagai poster-poster atau kaus T-Shirt berwarna merah dengan tulisan yang jelas tertulis julukan populernya: "Che Guevara".

So just live my life, make the best I can of it, dont take my time for granted.
Never spend my time worrying and fearing, because this is just a total waste of my time.
Love many, laugh, learn, explore, share, travel, enjoy! and when my time finally comes, look back with a smile and know that I did my best to enjoy the time I have been given.
There is no answer to life or death, it is what it is, so just choose happiness and take every single day, moment, and second as it comes.

When its my time to go its my time to go. Dont freak out about it there is no point. Plus once I have left this place wouldnt it be intresting to see whats in the next, right guys?:)