Tampilkan postingan dengan label Mind. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mind. Tampilkan semua postingan

Akan Adakah Presiden Indonesia yang Seperti Ini?


1. Kembali ke UUD 1945 dan Pancasila.

2. Menambahkan dan menetapkan hukum Islam sebagai hukum negara, tanpa bermaksud sara, melainkan karena memandang dan beranggapan hukum Islam adalah hukum yang bertindak tegas. Adapun sebagai syarat utama untuk memberlakukan hukum Islam adalah harus terselenggaranya sistem peradilan yang jujur, adil, dan transparan.

3. Menghapus sistem otonomi dalam pemerintahan dan kembali pada sistem sentralisasi.

4. Mengusut tuntas kasus-kasus KKN yang selama ini belum terungkap, walaupun si subyek yang tersangkut dengan praktek KKN itu telah tiada. Untuk para pejabat pemimpin negara, mekanisme peradikan Mahkamah Internasional akan dilaksanakan.

5. Pelaku (baik secara pribadi maupun berkelompok/keluarga) maupun batas segala bentuk KKN ataupun perbuatan lain yang merugikan negara dan hidup rakyat banyak, tanpa memandang status dan jabatan, selain penyitaan seluruh asset-asset yang dipunyai/terkait, juga akan dikenakan sanksi hukuman mati. Khusus untuk para atasan (baik Presiden itu sendiri, pejabat negeri maupun swasta), apabila terbukti ada bawahannya yang melakukan korupsi, maka atasan tersebut akan ikut bertanggung-jawab, terlepas dari mengetahui atau tidaknya akan praktek KKN tersebut.

6. Membubarkan dan meniadakan para anggota DPR dan MPR serta menggantinya dengan rapat pertemuan langsung dengan para gubernur daerah dan pejabat terkait secara reguler dan ditambah pada waktu-waktu tertentu apabila diperlukan.

7. Meningkatkan fungsi dan peranan Lembaga Statistik Nasional terkait dengan penetapan APBN dan APBD.

8. Presiden, wakil presiden, para menteri dan para pejabat pusat maupun daerah bersedia untuk tidak digaji dan menyerahkan daftar asset pribadi/keluarga yang dimiliki dan akan diperiksa setiap tahunnya.

9. Membubarkan lembaga-lembaga dan komisi-komisi negara yang tidak perlu.

10. Biaya pemilihan umum tidak dibebankan kepada negara melainkan harus ditanggung oleh masing-masing calon dengan syarat biaya tersebut harus didanai oleh harta pribadi, bukan dari dana sponsor perusahaan atau dana-dana dukungan sejenis lainnya. Apabila terbukti tidak sesuai dengan syarat tersebut diatas maka calon pemimpin tersebut dan pemimpin perusahaan/lembaga ataupun orang pribadi akan dikenakan hukuman mati.

11. Negara akan menghapus sistem dua kewarganegaraan untuk anak-anak hasil perkawinan antar dua orang yang berbeda kewarganegaraan dimana anak-anak tersebut akan otomatis menganut kewarganegaraan pihak orangtua laki-laki, dan begitu juga bagi setiap WNI yang menikah dengan WNA diharuskan memilih untuk melepas status WNI atau mengikuti status kewarganegaraan pasangannya pada saat bersamaan ketika hendak mengajukan permohonan perkawinan.

12. Bagi para WNI yang telah lama bermukim di luar negeri, diharuskan untuk memilih tetap menjadi WNI dengan konsekuensi kembali ke Indonesia secepatnya atau status WNI nya akan otomatis terganti menjadi status kewarganegaraan tempat negaranya bermukim apabila menolak untuk kembali ke Indonesia.

13. Me-nasionalisasikan perusahaan-perusahaan negara yang dikuasai asing.

14. Membebaskan biaya pendidikan di Indonesia dan mengadakan ketentuan bahwa lapangan pekerjaan untuk di setiap Departemen dan BUMN di Indonesia akan diutamakan buat lulusan dalam negeri, serta memberlakukan kembali penyeragaman buku-buku pejaran dan baju seragam sekolah juga setiap sekolah sampai jenjang SMA wajib untuk kembali melaksanakan upacara bendera setiap satu kali seminggu selama 15 menit.

15. Membatasi penggunaan kendaraan untuk tahun pembuatan 3 tahun terakhir dan melipat-gandakan pajak atas kendaraan beserta meningkatkan biaya parkir di tempat-tempat umum. Sebagai konsekuensi pemerintah harus memperbanyak jumlah transportasi umum, memperluas jangkauan transportasi umum serta mampu meningkatkan dan menjaga kualitas jasa transportasi umum tersebut.

16. Setiap produsen penjual jasa umum harus menyediakan kontribusi secara immaterial kepada publik, seperti produsen kendaraan harus memperbaiki atau membuat jalan baru setiap tahunnya yang dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari net marjin operasinya di Indonesia.

17. Setiap departemen dan BUMN akan diperiksa secara reguler oleh satu Badan/Lembaga Keuangan Negara, dan setiap tahunnya akan dilakukan pemeriksaan keuangan oleh kantor swasta independen dan hasilnya akan dilaporkan secara transparan kepada rakyat. Apabila ada penyimpangan, maka sanksi akan dikenakan kepada departemen/BUMN dan juga Badan/Lembaga Keuangan Negara tersebut.

18. Meningkatkan pemakaian konsumsi produk dalam negeri dengan membatasi masuknya barang konsumsi asing dengan melipatgandakan bea masuk atas produksi asing tersebut.

19. Pemerintah juga harus menjamin minimalisasi biaya atas semua fasilitas pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pangan, sandang, dan papan.

20. Mengijinkan berkembangnya agama baru dengan syarat tidak ada kaitannya sama sekali dalam hal apapun dengan agama-agama yang telah ada dan diakui oleh pemerintah. Selama masih ada kaitannya walaupun sedikit dengan agama-agama yang telah ada dan diakui, maka pemerintah akan melarang agama baru tersebut.

Remaja Bikin Pusing


Gw rada-rada mau 'muntah' tadi ngeliat kelakuan sepasang anak remaja pelajar SMP (terlihat dari seragam SMP yang dikenakan mereka) di dalam busway dalam perjalanan menuju ke kantor tadi pagi. Sementara si cowok lagi berdiri bergelantungan, yang si remaja cewek sibuk berdiri sambil 'ber-gelendotan' (waduh apa ya bahasa Indonesianya??) memeluk badan si cowok (padahal masih ada satu 'gantungan' yang tersedia di dekat si remaja cewek. Seakan belum puas bermanja-manja 'gelendotan', si remaja cewek itu pun tanpa sungkan menyampirkan kepalanya ke dada si remaja cowok. Dan mungkin karena merasa dunia ini cuman milik mereka berdua dan yang lain pada ngontrak, mereka pun tanpa segan mempertontonkan kemesraan itu ke para penumpang busway lainnya, termasuk ke gw yang tepat duduk di depan mereka. OMG, apa mereka ga malu ya ma 'baju seragam' SMP mereka itu???

"Ih, Alvi kok tumben nyinyir banget sih??"

Abis gw ga kuat lagi dan sekaligus prihatin banget ngeliat 'tingkah-laku' pergaulan anak-anak remaja sekarang. Iya gw ngerti sih kalo mereka-mereka itu lagi dalam masa pubertas yang kerap kali ditanggapi wajar oleh umum. Tapi menurut gw sih itu tetep tidak wajar.

"Alah Vie, lo kayak ga pernah muda aja??"

Justru karena gw itu pernah muda makanya gw berani bilang itu tidak wajar. Kenapa tidak wajar? karena kita itu masih orang Indonesia yang masih tinggal di Indonesia yang masih menjunjung tinggi ajaran agama dan budaya-adat timur.

"Nyante aja kali Vie, kan anak remaja jaman sekarang beda banget ma remaja jaman baheula kayak lo gitu"

Weleh, weleh....Memang banyak yang bilang bila pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa beberapa tahun silam. Remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Sudah lumrah saat ini kita melihat remaja mengungkapkan kemarahan, sedih dan kegembiraanya dengan kata-kata yang terucap secara langsung, seperti merangkul dan mencium mesra ibu mereka tercinta. Perilaku ini pun diterapkan pada pergaulan mereka sehari-hari. Dengan biasa mereka mengekspresikan perasaan cinta dan sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum. Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-mall para remaja biasa bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman, atau bahka di busway sekalipun seperti pengalaman yang gw lihat tadi pagi. Mereka lagi dalam tahap-tahap mencari dan menunjukkan eksistensinya di dunia ini.

Para remaja sih sah-sah aja dalam menuntut hak nya dalam berekspresi atau apalah itu namanya. Tetapi harap sadari juga kalo segala sesuatunya itu harus seimbang seperti dimana ada hak, pasti ada kewajiban alias tanggung-jawab. Nah, kalo para remaja pada ribut menjalankan hak eksistensinya dengan cara 'bermesraan ria' di depan umum, lalu adakah di saat itu juga mereka mengingat kewajiban dan tanggung-jawab mereka untuk tidak mengganggu norma-norma kesopanan dan kenyamanan dalam bersosialisasi di tempat umum. Pernahkah mereka memikirkan bahwa ada orang-orang lain yang merasa terganggu oleh ulah mereka itu? Sepertinya sih tidak. Tidak ada salah menuntut hak, tetapi coba pikirkan untuk menuntut hak secara benar, dalam waktu yang benar, dan dalam tempat yang benar.


Untuk para orang-tua, sebaiknya sejak dini hendaklah tanamkan pendidikan agama pada anak-anak kita sehingga mereka kelak mempunyai moral yang baik dan berguna. Tanamkan pada anak-anak kita bahwa walaupun mereka masih di bawah perlindungan kita, tetapi sebagaimana manusia dewasa lainnya, mereka pun mempunyai peran dan tanggung jawab sosial kepada Tuhan dan lingkungannya yang kelak kemudian akan diminta pertanggungjawabannya oleh Tuhan. Berikan contoh pada mereka, tingkah laku kita sebagai orangtua yang positif yang sesuai dengan harapan kita atas mereka, sehingga diharapkan anak-anak ketika menemukan sesuatu yang buruk dalam pergaulannya, dapat mengendalikan diri mereka sendiri dan menolak secara tegas atas kemauan mereka sendiri (bukan karena diminta atau disuruh oleh kita, para orangtua).

Gw percaya kalo pada dasarnya orangtua dari jaman dahulu sampe sekarang itu dasarnya sama. Tidak ada yang namanya orangtua yang kuno, kolot maupun yang modern. Semua orangtua di dunia ini mengharapkan yang terbaik buat anak-anaknya. Menginginkan anak-anaknya bertingkah-laku yang 'lurus-lurus' saja. Jangan karena di masa muda kita pernah 'bandel' seperti mereka, lantas kita pun memaklumi 'kenakalan' mereka. Justru karena kita pernah 'bandel' maka kita harusnya telah dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya 'kebandelan' ini pada anak-anak kita.

Buat para remaja, masa pubertas adalah tahapan normal yang harus dilalui dalam siklus kehidupan manusia. Tapi tolong jangan sempitkan pikiran kamu dengan menganalogikan masa pubertas adalah masa 'semau gw-nya' kamu. Masa pubertas juga adalah masa dimana para remaja ingin diperlakukan oleh orang lain sebagai manusia dewasa. Nah, kalau kemudian kamu mengisinya dengan cara-cara yang tidak menghargai diri kamu sendiri dan juga orang lain, lantas bagaimana kamu bisa mengharapkan orang lain akan memperlakukan kamu seperti yang kamu harapkan?

Islam and Me


Ketika diriku belum memakai kerudung, hampir selalu kebanyakan orang yang baru mengenalku akan menganggap diriku bukan seorang muslimah. Kata mereka,"Tapi lo kok ga keliatan seperti seorang muslim?". Dan diriku pun akan menanyakan,"Emangnya seorang muslim itu seperti apa?". Kemudian mereka pun akan melanjutkan komentarnya,"Ya wajah lo itu ga keliatan seperti wajah muslim, lo kan mirip-mirip orang manado atau orang chinese gitu, terus lo juga sukanya pake baju yang seksi-seksi, terus jangankan pake jilbab wong rambut lo aja warna-warni gitu".

Dan saat ini ketika diriku memutuskan untuk agak menutup 'auratku', komentar-komentar pun kembali berdatangan. Ada yang Alhamdulillah senang melihat 'perubahan' dalam diriku, tetapi banyak juga yang (mungkin cuman iseng) berkomentar,"Wah sekarang udah tobat neh ya Vie?" atau "Lo yakin tingkah-laku lo udah sesuai dengan jilbab-an lo itu?".

Well, benernya sih diriku ga terlalu mikirin komentar-komentar itu karena emang pada dasarnya diriku ini termasuk pribadi yang cuek. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, diriku suka senyum-senyum sendiri melihat tingkah-laku manusia hidup yang emang tidak pernah ada habisnya dalam menyoroti pribadi orang lain.

I have no concern about what people think I should look like to be a Muslim. I know what God says, about the way we should dress ourselves, by reading the Quran. I do not need other people to tell me what I should wear to be a Muslim or what should I do as a muslim. How I interpret my faith should be the least concern to anyone else. They should be worrying about their own soul not mine.

That's why I never want to listen to the opinions of others when it comes to my faith. I know and learn my religion Islam directly from Allah through Al-Quran. I have never found anything within the pages of the Quran that I disagree with. I have never needed anyone to interpret it for me. God is the Teacher, not any single human, termasuk para ustadz-ustadzah itu.

Allah berfirman: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" (An-Nahl 16:125).

Kalau kata-kata tidak bisa lagi menyehatkan pikiran yang keblinger, mungkin senjata bisa melakukannya (soekarno)


Memang secara teoritis, revolusi tidak akan sukses tanpa dukungan militer. Tetapi jangan lupa, bahwa militer pun bukan apa-apa tanpa rakyat. Seperti halnya bung Karno yang amat percaya pada kekuatan massa, kekuatan rakyat.

“Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” kata Bung Karno, dalam karyanya ‘Menggali Api Pancasila’.

Cita-cita kemerdekaan untuk mengantar bangsa ini ke gerbang masyarakat adil, makmur, sejahtera dan sentosa, tampaknya hanya impian belaka. Kecuali bila bangsa ini segera terjaga dari lamunan, dan kemudian membangun gerakan moral kebangsaan bersama serta mendorong terjadinya momentum revolusi sosial; mengubah poros kebangsaan agar kembali pada jiwa atau semangat revolusi 1945, masyarakat menyudahi gaya hidup borjuasi kapitalis, dan para pejabat serta tokoh publik di negara ini sadar dan malu akan tingkah-laku mereka yang memuakkan dan menyusahkan masyarakat seperti gaji presiden yang dibahas untuk dinaikkan, tunjangan anggota DPR yang kian mengada-ada, kegaduhan silang sengketa antara lembaga negara (kejaksaan-kepolisian-kpk), korupsi merebak masif tak terkontrol, dan berbagai pertikaian sosial lainnya yang terus mewarnai kehidupan sosial kita.

Singkatnya, biang kerok dari semua masalah sosial diatas adalah adalah sikap saling tidak percaya, sikap mengedepankan norma individualime dan materialisme. Sungguh, penyakit sosial ini hanya muncul pada kondisi masyarakat yang telah dirasuki virus kapitalisme.

Pertanyaan selanjutnya (apabila tanpa dukungan militer), haruskan revolusi sosial (berdarah) terjadi lagi menimpa masyarakat Indonesia, anak-anak bangsa yang lahir di Indonesia dan dibesarkan oleh semangat kebangsaan Indonesia? ?

Tentunya kita, anak-anak bangsa ini tidak menginginkan semua itu terjadi. Namun, apabila:

(1) Karut-marut mental, spiritual, hukum, demokrasi, kedaulatan negara, dll ini dibiarkan berlarut-larut. Para elit politik lebih asyik memainkan logika angka-angka (termasuk polling) dan memperkuat ketahanan kekuasaannya sembari berdalih mempertahankan dan berlindung dibalik konstitusi dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan.
(2) Perseteruan para elit politik yang terus menuju titik nadir, khususnya kaloborasi antara barisan sakit hati, kaum idelisme, dengan jajaran elit politik dalam lingkaran kekuasaan pemerintah. Perseteruan tersebut akan menyeret semuanya dalam perlombaan “Rebut-Simpati Rakyat”.
(3) Terjadi kerusuhan sosial sebagai akibat dari kesenjangan ekonomi yang terlalu mendalam yang diperparah dengan kondisi kemiskinan yang menghampiri mayoritas anak-anak bangsa ini.
(4) Kepaduan masyarakat dengan elemen penentang rezim, yang akan melahirkan sebuah letupan supernova.
(5) Dukungan dari pihak luar. Keberadannya hanya merupakan sebuah stimulus bagi pejuang oposisi agar tetap bersemangat dalam berjuang. Pihak luar bisa saja berasal dari LSM internasional, lembaga keuangan atau negara asing.



Andaikata kelima aspek tersebut terjadi, maka revolusi sosial yang mengakibatkan kejatuhan sebuah rezim bukan hal yang mustahil untuk terjadi. Sebagaimana pengalaman sejarah sebelum-sebelumnya, kesulitan ekonomi rakyat akan terjadi, dan masyarakat akan menjumpai lagi sebuah masa yang kelam seperti halnya tahun 1966 dan tahun 1998.

Apabila akhirnya harus berakhir seperti itu,anggaplah fenomena ini merupakan harga yang harus ditebus demi sebuah perubahan. Bukan demi kita, tapi demi generasi masa depan bangsa Indonesia! Biarlah kita mati berdarah-darah dan mati diterjang peluru asalkan generasi masa depan bangsa Indonesia ini tidak mati kelaparan!

Seperti yang diriku kutip dalam Puisi ciptaan Reporter Nyamuk yang berjudul "Revolusi Rakyat Kami"

Wahai sang penguasa…

Teruslah injak-injak kami…..

Teruslah kau tindas kami....

Dan teruslah kau ludahi muka kami…

Muka yang selalu tampak lusuh.....

Oleh karena debu, keringat bercampur air mata …

Teruslah cekik leher kami yang sudah bernafas satu-satu ini…

Teruslah ‘kerangkeng dan bungkam’ jiwa kritis kami….

Teruslah 'kangkangi' kedaulatan kami...

Teruslah bohongi kami dengan ‘mulut setanmu’ itu…

Buatlah kami muak dengan tontonan yang ‘menjijikkan’ itu…

Yakni Lawakan ‘Korupsi’ dan Sandiwara ‘Politik dagang sapi’….

Tunggu pembalasan dari Rakyat yang selalu Tertindas!!!

Wahai rakyat negeri ini.....

Angkat tangan kiri kalian....

Sebagai lambang dari sebuah PERJUANGAN!!!

Sebagai tanda dari sebuah PEMBERONTAKAN!!!

Sebagai wujud dari suatu PEMBELAAN!!!

Bangkitlah Rakyatku dengan PERGERAKAN!!!

Ajarilah penguasamu dengan PERLAWANAN!!!

Dalam skenario “RAKYAT YANG KUASA”

Dalam Episode “REVOLUSI RAKYAT KAMI”.

Semoga Tuhan akan merestui...

Hentinya tangisan perih anak negeri ini!!!


Kalau kata-kata tidak bisa lagi menyehatkan pikiran yang keblinger, mungkin senjata bisa melakukannya
(soekarno)


“Hari depan revolusi Indonesia bukanlah menuju ke kapitalisme, dan sama sekali bukan menuju ke feudalisme… Hari depan Revolusi Indonesia adalah masyarakat adil dan makmur atau… Sosialisme Indonesia” -

(Soekarno – Manifesto Politik RI)

Akhirnya Mereka Mengundurkan Diri Juga!


Seminggu belakangan ini dilanda kesibukan menyelesaikan laporan triwulan ke lembaga donor, hanya menyisakan sedikit waktu untuk melirik sejenak perkembangan berita terkini di republik tercinta ini. Dan dari sedikit berita yang sempat gw lirik itu, ada salah satu berita yang membuat gw terkejut yaitu mengenai pengunduran diri dua orang (mantan) ‘atasan’ dari suatu lembaga dimana gw pernah ‘mengabdi’ sebelumnya.

Waktu itu, keputusan ‘mengabdi’ di lembaga tersebut karena gw kagum pada sepak terjang lembaga-lembaga seperti ini, yang membantu kaum yang terpinggirkan, yang ternistakan, yang termarjinalkan, yang tersingkirkan, dan yang tidak pernah mendapatkan keadilan. Terlebih sebelumnya, proses perceraian gw sempat mendapatkan bantuan dari kantor cabang lembaga tersebut sehingga semakin membulatkan tekad untuk ‘mengabdi’ di lembaga ini. Dan tekad itu pun, seakan gayung bersambut, tiba-tiba saja dan tak sengaja mataku terantuk pada suatu iklan lowongan di suatu media yang memberitakan dibukanya kesempatan untuk ‘mengabdi’ di lembaga tersebut. Lebih lanjut, seakan niat baik yang katanya selalu diberkati oleh Tuhan, proses perekrutan pun berlangsung mudah dan lancar sehingga gw pun berhasil mendapatkan suatu posisi ‘pengabdian’ di lembaga tersebut.

“You never really understand a person until you consider things from his point of view--until you climb inside of his skin and walk around in it”, suatu quote yang sangat gw gemari dari novel To Kill A Mocking Bird. Ternyata pepatah ini benar adanya. Penilaian sepintas di awal bisa sangat bertolak belakang dari kenyataan sebenarnya, setelah kita menjalani kehidupan di dalamnya dan menemukan bahwa para pemimpin lembaga ini yang diluar sana selalu mendengungkan dan mengagungkan kalimat suci nan sakti “Hak Asasi Manusia” dan yang juga terlihat selalu memperjuangkan “Keadilan Bagi Rakyat Miskin”, tidaklah seperti demikian adanya dalam memperlakukan para ‘keluarganya’, atau lebih tepatnya gw katakan ‘para bawahannya’ di lembaga yang dipimpinnya ini.

Karena hanya di lembaga ini, dari para personel pemimpin itu, gw mendapatkan begitu banyak ‘pengalaman tak terduga’, seperti:
Pengalaman menyaksikan dan juga mengalami untuk pertama kali perlakuan yang bertolak belakang dari semangat kemanusiaan yang selama ini selalu dijunjung tinggi oleh para personel pemimpin, seperti makian kata-kata ‘kebun binatang’ ataupun beberapa perlakuan tidak manusiawi lainnya yang menyakiti fisik maupun mental (seringkali sih menyakiti mental secara sulit untuk dibuktikan apabila sang ‘korban’ melakukan pengaduan, kecuali ada saksi dan bukti-bukti lain). Khususnya untuk diriku menjadi paranoid, sangat enggan dan takut untuk datang ke kantor. Bolak-balik dan berulang kali sakit. Errornya lagi, kadang sang pemimpin saking seringnya marah-marah, sering juga lupa dia lagi berhadapan dengan siapa. Sehingga pernah kejadian, staff lembaga donor pun dia maki-maki yang berujung keluarnya peringatan berupa teguran keras dari lembaga donor terhadap salah satu personel pemimpin yang bersangkutan.Satu lagi, gw juga baru tau ternyata di lembaga pun memakai istilah "orang gajian" ketika menghardik 'bawahannya'.


Pengalaman menyadari bahwa bagaimana orang-orang ini yang bertitel ‘aktivis’ ini bisa membantu orang lain, sedangkan menyelesaikan masalah di dalam lingkungannya saja tidak bisa, malah terkesan ‘menutup-nutupi'. Diriku juga mendapatkan bahwa ada tipe pemimpin yang apabila melihat 'bawahannya' nerimo-nerimo saja, bukannya instropeksi diri dan insyaf, malah makin semena-mena. Sayangnya, tipe pemimpin inilah yang menghuni lembaga itu.

Aneh Tapi Nyata dan Hanya Ada di Lembaga Ini, yaitu dimana para pemimpin yang mengharuskan kami, para 'bawahan' memutar keras otak untuk mencari pemasukan, mendapatkan uang, termasuk apabila itu harus menggunakan uang pribadi kita. Lalu apa yang dia kerjakan dong??? Hanya tau beres aja! Kalimat favoritnya adalah,"Pokoknya gw ga mau tau, itu harus dibayar, cari dari mana kek uangnya!". Atau baru kali ini ada pemimpin yang meminta gaji kepada bawahannya, bukan sebaliknya. Pokoknya semua serba terbalik, aneh tapi begitu nyata adanya. Jadi no wonder, kalo kemudian lembaga itu jarang sekali dapat program besar, karena para pemimpinnya tidak mau berpikir dan berusaha. Cuman sibuk memikirkan diri sendiri saja dan hanya mau mengerti hasil akhirnya!

Miris Tapi Nyata dan Hanya Ada di Lembaga Ini (juga), yaitu yang katanya lembaga pemerhati orang miskin, tetapi sering kali melihat sang para pemimpin bersikap tidak peduli apabila ada orang miskin yang datang. Kalau tidak sangat dengan terpaksa, Biar saja para karyawan yang melayani, itu katanya!

Pengalaman bahwa orang itu bisa berjanji dan berkata apa saja demi mencapai tujuan, yang ternyata hanya untuk kepentingan pribadinya. Ketika temanku yang saat itu berprofesi sebagai salah satu Direktur lembaga tersebut mendirikan suatu perusahaan yang katanya perusahaan komersial tersebut adalah suatu badan fund raising dari lembaga tersebut, sehingga ketika perusahaan tersebut kesulitan keuangan untuk membayar gaji pegawainya, diriku bersedia untuk meminjamkan uang pribadiku, dengan pikiran bahwa bagaimanapun perusahaan itu harus berjalan karena kan fungsinya penting sebagai fund raising, dan gw jg memikirkan bagaimana juga nasib keluarga pegawainya kalo tidak gajian, lagipula kalo mengutip info mereka bahwa perusahaan media itu merupakan badan fund raising dari lembaga tersebut,berarti kan perusahaan tsb atas nama lembaga yg notabene pasti uang gw dijamin oleh para pendiri lembaga ini yang semuanya tokoh-tokoh terkemuka negeri ini dan akan sangat segera dibayarkan. Ternyata, kata memang hanya tinggal kata, dan janji hanyalah tinggal janji. Perusahan media tersebut kemudian terbukti didirikan tidak atas nama lembaga, melainkan atas nama pribadi tiga orang, para personel pemimpin lembaga ini dan janji untuk membayar pinjaman mereka kepada diriku, sampai saat ini belum juga terselesaikan, bahkan terkesan tidak ada itikad baik untuk membayar kembali uangku yang nominalnya mencapai lebih seratus juta rupiah yang merupakan hasil jerih payahku kemaren selama bekerja setahun lebih di Singapura.
Pengalaman ‘dimaki’ hanya karena berkampanye semangat kemanusiaan dan bantuan hukum lewat grup milis perusahaan media ini, membuat diriku mulai mencurigai status kepemilikan perusahaan media ini. 'Makian' itu jg membuat gw mengerti bahwa status pemimpin lembaga bukan berarti lantas dia mencintai lembaga ini, mencintai masyarakat dan berjuang untuk masyarakat. Seringkali status ini hanya dijadikan prestise atau sekedar batu loncatan bagi dirinya untuk mendapatkan beasiswa atau jabatan politis nanti setelah masa jabatan selesai. Opportunis dan Hipokrit itulah julukan diriku bagi para pemimpin lembaga yang seperti ini. Inilah cikal bakal mengapa diriku menjadi sangat membenci para opportunis dan hipokrit ini. Karena para opportunis dan hipokrit menggunakan bahkan menjual nama dan nasib orang lain, orang miskin untuk kepentingan dirinya sendiri. Bagiku, opportunis dan hipokrit ini adalah juga seorang ‘pembunuh rakyat’ yang bertopeng di balik nama besar lembaga yang dipimpinnya.


Hm….masih banyak lagi kalo semuanya gw tulis. Tapi jujur, mengingat kembali akan hal-hal seperti ini, masih menyakiti hati walaupun sampai saat ini dan sebisa mungkin, gw berusaha untuk mengikhlaskan. Mungkin ada yang bertanya, apa mungkin diriku saja yang terlalu ‘melebih-lebihkan’? Well, bisa saja pihak lain berpendapat demikian. Gw sangat tidak berkeberatan, toh setiap makhluk hidup di dunia ini bebas mengemukakan pendapatnya ataupun untuk mengambil sikap. Namun, setidaknya gw berani mengambil langkah drastis dengan nekat berani mengundurkan diri dari status yang cukup penting di lembaga ini. Tidak hanya itu, gw juga telah berani bersikap terbuka dan apa adanya dalam mengkomunikasikan dan mengklarifikasikan semua pengalaman seperti yang gw tulis diatas yang menjadi alasan-alasan pengunduran diriku, di hadapan para pendiri dan pengawas lembaga ini, agar mereka mengetahui bahwa ada masalah yang cukup serius untuk diperhatikan dan diselesaikan dengan segera agar tidak lagi terulang kejadian-kejadian serupa nantinya (mengingat hal-hal yang menimpa diriku ini bukanlah pertama kali terjadi, alias pernah terjadi sebelum-sebelumnya).

Lalu kemudian, apakah pengunduran diri sang para personel pemimpin lembaga ini adalah buah dari sikap pengunduran diriku itu? Apakah diriku dengan menuliskan ini tidak merasa takut akan 'balasan' dari mereka? Jujur, ga penting bagi gw untuk memikirkan itu lebih lanjut. Tapi, jujur lagi, alasan pengunduran diri serta pencapaian yang disebut para personel pemimpin lembaga ini membuat diriku tersenyum geli. Karena bagiku, tidak pernah akan timbul perasaan ‘jenuh', apalagi sampai berhenti, untuk membela dan memperjuangkan nasib rakyat kecil, tentunya apabila kita benar-benar mencintai dan berjuang untuk rakyat. Dan lagi, apakah suatu bangunan yang direnovasi menjadi mewah bisa dikatakan pencapaian?? Seharusnya pelayanan bagi masyarakat adalah pencapaiannya, bukan bangunan mewah! Dan apabila pun ada 'balasan' dari mereka, gw harap mereka bisa membuktikan 'balasannya' tersebut! Gw ingin menggaris-tegaskan kepada mereka," Tolong-lah untuk lain kali bersikap selayaknya predikat dan pendidikan yang Anda sandang. Ingatlah bahwa kita semua adalah sesama makhluk Tuhan yang sederajat dan harus sama-sama saling menghargai, bukan untuk dipermainkan ataupun dimanfaatkan!"

Mencintai dan terus berjuang untuk masyarakat haruslah dilakukan bersama-sama dengan pihak-pihak yang benar-benar tulus, tanpa tendensi pribadi apapun. Itu juga lah yang menjadi alasan mengapa akhirnya gw memutuskan untuk menulis semua ini, agar orang lain juga mendapatkan pemahaman untuk tidak lagi lebih melihat ke nama besar suatu lembaga, tetapi lebih kepada akhlak dan itikad para personelnya, yang mudah-mudahan negeri ini tidak lagi dipenuhi oleh para opportunis dan hipokrit, khususnya dari para pihak yang bertopeng ‘aktivis’. Suatu LSM harus tetap ada sebagai kontrol bagi kinerja pemerintah, tetapi pastikan LSM itu dipimpin dan dimotori oleh orang-orang yang benar-benar MANUSIA!

Terrorism does not belong to any religion


“Why are some Muslims nice people while some of them are terrorists?”
Over the past few years, there has been a growing tendency to dub Muslims as terrorists. Being a terrorist has nothing to do with religion itself. It's the misinterpretation of Religion that can sometimes lead to terrorism, which is never specific to one Religion more than another.

Terrorists are terrorists. All accusations of Muslim-based terrorism are made by people who have no idea what they're talking about. The world cannot afford more hate and violence and death. There is no terrorism without terror, and there is no terror without the absence of morality, respect, and compromise. Terror stems from hatred, and the time to weed out the hate has always been and always will be now.

It does not matter what improves in the world there will always be nutters who get behind one banner or another and try to force their beliefs on everyone else. These "terrorists" are on the whole misguided fools who are being manipulated so that someone else can make a profit! Religion is an excuse and an attempt to justify action not the cause. Besides, Islam teaches all the muslim that the murder of an innocent person is the murder of humanity as a whole, and I do believe all the religions teach the same thing to all its people!

Contoh Keteladanan Dari Seorang Presiden Bernama Ahmadinejad



Ahmadinejad, Presiden suatu negara dengan cadangan minyak dan gas ke-tiga terbesar di dunia, sangat patut diteladani oleh para pemimpin negeri Indonesia tercinta ini.

1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

2. Ia mengamati untuk menggantinya ruang kerjanya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

5. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.

6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang dimilikinya seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan: roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.

9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya. Lo liat aja waktu ke Indonesia, tdka da tuh sambutan meriah kpd dia oleh negara kita, krn memang sdh permintaan Ahmadinejad agar disambut sederhana.

11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.



Pertanyaan selanjutnya:

"Apakah perilaku membumi seperti ini lantas merendahkan posisi dan kewibawaan seorang presiden?"

Pria dan Wanita Saling Melengkapi, Bukan Saling Mengungguli



Dalam banyak hal, perempuan merasa kedudukan mereka lebih rendah daripada pria. Oleh karena itu, perempuan dengan berbagai cara berusaha untuk meningkatkan status kedudukannya di masyarakat. Hal ini adalah selama ini yang masyarakat kenal sebagai emansipasi. Sebagian hasil emansipasi dirasakan positif untuk kaum wanita, yang sayangnya, saking dirasakan positifnya kaum wanita akhirnya menjadi 'kebabalasan' dalam menuntut (yang mereka pikir sebagai) hak-haknya. Apalagi standar yang dipakai adalah pencapaian kaum pria. Konyol sekali bukan?

Tentu saja, ini konyol sekali. Mengapa pencapaian kaum pria yang dipake sebagai standar atau tolak ukur dari keberhasilan emansipasi? Pencapaian kaum pria sebagai standar dan acuan dari emansipasi akan mengakibatkan kaum wanita tidak benar-benar mengenal dirinya, tidak benar-benar tau apa yang kaum wanita sebenarnya mau, apa yang sebenarnya dibutuhkan, apa yang sebenarnya menjadi kewajiban mereka, dan apa yang menjadi tujuan hidup para kaum wanita ini sendiri. Bukankah hal ini sangat bertolak belakang dengan konsep 'instropeksi diri' untuk menjadi seseorang dengan kepribadian yang lebih baik? And the funny thing is we, women, never ask why and what for we struggle to meet such men standard? Don't we we have our own standard?



Dalam emansipasi, kaum wanita hanya terpaku memandang 'kelemahan-kelemahan'nya. Padahal sebagai manusia yang mempunyai banyak keterbatasan, kaum pria pun tentu mempunyai kelemahan yang tidak kalah banyaknya dari kelemahan-kelemahan yang dipunyai oleh kaum wanita. Persoalannya, kelemahan yang dimiliki oleh seorang pria tidak sama dengan kelemahan seorang wanita. Tapi, memang inilah mungkin tujuan Tuhan dalam menciptakan sepasang manusia, laki-laki dan perempuan. Kelemahan seorang pria adalah kekuatan yang dimiliki seorang wanita, sehingga sepasang manusia ini akan saling menutupi kelemahan masing-masing dengan kekuatan yang dipunyai lawan jenisnya. Saling kompatibel satu dengan lainnya, sesuai dengan takdirnya masing-masing. That makes woman and man complement each other.

So, first of all let us drop this debate about superiority and inferiority. Neither woman is inferior to man, nor is man inferior to woman. Women are not helpless creatures living at the mercy of men. Women are in this world to equally share all burdens and take part in all affairs. Men and women are equally superiors - in their own ways, and their own areas.

Therefore, please stop arguing and fighting for emancipation. Wanita, kekuatan-mu adalah 'kewanitaanmu (womanhood)', dan ini adalah 100% takdirmu, 100% milikmu, bukan milik siapa-siapa dan tak akan tergantikan oleh siapapun dan apapun.

Jomblo Mulu...Ayo Instropeksi Diri:)



"What have I done to always have a bad luck in love?? What's wrong with myself?? What should I do to fix it?? to find my true love?? please help me.."

Seuntai kalimat-kalimat diatas merupakan curahan hati seorang gadis yang mengeluhkan dirinya selalu gagal dalam setiap hubungan percintaan yang telah beberapa kali dijalaninya. Sepintas dilihat dari penampilah fisik gadis tersebut, rasanya tak percaya bahwa gadis secantik, semenarik, dan se-baik itu selalu tidak beruntung dalam dunia percintaan. Apalagi yang kurang dari dirinya??

Kalaulah bisa meminta satu permintaan yang dijamin bakal dikabulkan, tentunya kita ingin dilimpahi kurnia cinta yang berbalas oleh pujaan hati. Namun kenyataan yang terjadi seringkali tidaklah seperti yang diharapkan. Hubungan cinta yang pada awalnya dibina dengan perasaan penuh asa, kemudian akhirnya harus rela berakhir pada suatu kekecewaan dan patah hati. Selagi menunggu munculnya sang pangeran hati sejati yang sedang tersesat karena malu bertanya sesat dijalan, kita bisa memanfaatkan waktu yang tersedia untuk menyiapkan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik sehingga lebih siap untuk menyambut ketika cinta sejati itu datang:)

- Ayo cobalah untuk lebih mencintai diri sendiri

Untuk dapat lebih mencintai diri sendiri, maka kita harus mau untuk lebih mengenal diri kita yang sesungguhnya. Gali-lah lebih dalam sisi-sisi positif dan negatif, kelebihan juga kelemahan yang ada pada diri kita. Tanyakanlah dan jawablah dengan jujur serta obyektif pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan sendiri kepada diri kita, misalnya apakah benar bahwa kita adalah individu dengan kepribadian yang menarik seperti yang kita kira selama ini? Jika memang iya, apakah kita telah cukup puas dengan kepribadian kita ini? Atau apakah kita masih ingin menjadi seseorang yang lebih baik? Jika kita masih ingin melakukan perubahan, apa sajakah dari diri yang pengen kita 'up-grade'? Alasan apa yang mendasari kita untuk berniat melakukan 'self up-grading'?

Dengan semakin kita dapat menghargai dan mencintai diri kita sendiri, maka rasa percaya diri pun akan meningkat dengan sendirinya. Only when we know our real self-worth and learn to appreciate it can we find self-respect that is very essential in our relationship with other people. We cannot give others something that we cannot give ourselves. If we cannot love ourselves, how can we love others the way we want to be loved, rite?



- Ayo telusuri sudah-kah kita benar-benar peduli akan segala sesuatu selain diri kita sendiri?

Kegagalan dalam hubungan percintaan sering kali dipacu oleh ke-egois-an dan dominasi oleh salah satu pihak. Biasanya rasa egois dan dominan ini timbul karena sang pihak tersebut lebih memandang tinggi dirinya dibandingkan orang lain.

Apabila kita telah benar-benar dengan jujur menilai serta lebih menghargai diri sendiri, maka yang kepribadian baru yang muncul adalah kepribadian yang lebih 'membumi', suatu kepribadian yang lebih menyadari kodratnya sebagai manusia yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dari sekian banyaknya makhluk lain ciptaan-Nya di muka bumi ini. Karena kesempurnaan yang diberikan kepada kita sebagai umat manusia oleh Sang Pencipta, maka kita harus menyadari tujuan diberikannya kesempurnaan ini, yaitu untuk dapat membantu Tuhan melanjutkan perannya di bumi yang diciptakan-Nya dengan saling memperhatikan, saling menolong tidak hanya sesama umat manusia tetapi juga kepada makhluk lainnya.

Dalam konteks yang lebih personal, seseorang dengan kepribadian yang menarik adalah seseorang yang perhatian terhadap lingkungan sekitar kita, ya keluarga, tetangga, teman dsb. When we practice serving others it will soon become a positive habit that other people will find attractive. More people will be drawn to our personality and to our heart, which is more important than being appreciated for our looks. Our inner beauty is raising and shiningly bright:)


- Masa-masa kesendirian???.....Enjoy Aja..:)
Hal ini mudah sekali dilakukan jika kita sudah menemukan kebahagiaan dalam melayani orang lain. Jangan tidak sabar dalam mencari cinta dalam hidup kita tetapi nikmatilah masa-masa lajang ini dengan keluarga dan teman-teman. Selalu pasang muka dengan senyum ceria dan sapaan yang ramah serta perhatian yang tulus kemanapun kaki kita melangkah membawa diri kita bertemu dengan muka-muka baru yang mungkin hadir menyapa hidup kita.

Nikmati masa lajang dengan keluarga dan teman-teman. Sad people are not attractive. When we always have a ready smile on our face and a bright personality, people will easily see us. We will stand out from the rest of the crowd and we never know in one corner someone who is willing to love us like we ever dreamed of is already paying attention on ourselves:)


Do not push ourselves to find someone as that will only be a disaster, just let us to wait the right time comes and please be sure that God will provide us with the right person. True love waits and it will in time come to us, Amin:)

Belajar Dari Kesedihan Dan Kebahagiaan



Gw percaya saat kehidupan sedang tak berpihak, saat roda nasib sedang berada di bawah, bukan berarti gw sedang terpuruk. Gw mengartikannya sebagai tanda untuk
melakukan instropeksi diri, dan jika perlu, memulai suatu babak baru kegiatan maupun kehidupan.

Ada orang yang meneteskan airmata kala diliputi kesedihan. Menangislah untuk melepaskan luka dan duka bagi individu yang memerlukannya. Tangisan adalah sesuatu yang manusiawi, baik untuk pria dan wanita. Bukan monopoli kaum hawa semata, juga bukan melambangkan kecengengan.
Adakah yang salah dengan air mata? Karena air mata juga diciptakan oleh Tuhan, dimana gw meyakini bahwa apapun yang diciptakan oleh Tuhan pasti ada manfaatnya.

Jika mendapati hati dan perasaanku hancur berkeping-keping, gw selalu berusaha untuk berpikir optimis bahwa pasti masih ada sesuatu yang tersisa untuk dibangun kembali. Ibarat kehadiran pelangi setelah redanya hujan, hidup akan menjadi lebih indah setelah badai menerpa karena manusia akan lebih dapat menghargai dan mensyukuri kehidupan yang dianugerahkan oleh Tuhan.
Dan tidak semua orang memiliki keberanian untuk bangkit kembali dari keterpurukan karena hidup itu juga sebuah pilihan.

Gw juga belajar bahwa pertemuan dengan orang-orang yang silih berganti masuk-keluar dalam hidup gw, baik atau jahat, benar atau salah,secara tidak langsung juga merupakan salah satu bagian dari proses pendewasaan diri.
Pertemuan-pertemuan dengan banyak tipe manusia tersebut membuat gw mengenal dan merasakan berbagai macam perasaan seperti bahagia, sakit hati, rindu, dan dendam. Tetapi dengan semua itu gw belajar untuk tidak kembali tersakiti maupun menyakiti orang lain.



Sedangkan, Kebahagiaan adalah sesuatu yang gw putuskan di awal. Apakah gw akan bahagia atau tidak, bukan tergantung subjek, predikat maupun objeknya, akan tetapi tergantung bagaimana gw mengatur pikiran gw sendiri. Setidaknya, itu adalah keputusan yang gw buat setiap pagi dan selama gw tetap hidup.

Gw pun menyadari bahwa hidup mempunyai banyak cabang. Dimana juga berarti hidup akan selalu menuntut gw untuk memilih satu cabang dari sekian banyak cabang yang ada. Akan tetapi setiap cabang kehidupan adalah hadiah, dan selama maseh merasa sebagai manusia, gw akan selalu memusatkan pikiran pada pilihan hadiah yang didapat dan menyimpan semua kejadian indah didalamnya bersama sekumpulan kenangan indah lainnya akan setiap hadiah dari masa kehidupan yang telah lewat.

Hukum alam mengatur, umur manusia dengan berjalannya waktu akan semakin tua. Dan seperti kata pepatah, yang akan dikenang dari seorang manusia adalah 'namanya' yang harum sewangi bunga melati, bukan wangi yang seharum bunga bangkai. Tapi itu pun akan dikenang oleh orang lain akan diri gw. Lalu apa yang akan gw kenang untuk diri gw sendiri?

Kenangan indah dari setiap cabang kehidupan yang gw jalani....Kenangan yang membahagiakan akan setiap hadiah yang gw terima dari kehidupan...Hanya itulah yang dapat gw kenang untuk diri gw sendiri dikala telah beranjak tua. Seperti simpanan di bank ataupun simpanan amal jariah, kenangan itulah yang akan melekat pada pikiran sepanjang hidup gw. Seperti hal nya simpanan, di masa tua nanti gw akan mengambil setiap kenangan yang selama ini telah gw simpan, jadi gw akan selalu sedapat mungkin menyimpan setiap kenangan indah dan bahagia yang terjadi di hidup gw.



Gw selalu mengingat enam aturan sederhana untuk menjadi bahagia:

1. Selalu bersyukur dan merasa ikhlas
2. Bebaskan hati dari rasa benci
3. Bebaskan pikiran dari segala kekhawatiran
4. Hiduplah dengan sederhana/tidak berlebihan
5. Berikan lebih banyak dan mengambil lebih sedikit (Give it more and take it less)
6. Jangan terlalu banyak berharap

April Mop is April Fools Day



Inget banget, ketika masih ngantor, kebiasaan pertama yang gw lakukan biasanya langsung menghidupkan komputer untuk membaca email-email yang masuk ke kotak inbox-nya Vie (kalo sempat, sekalian ngecek facebook juga seh...'sambil menyelam minum air dan sekali dayung harus dua atau tiga pulau terlampaui' he..he...- Vie korupsi waktu neh, katanya 'anti korupsi' ...hmm iya seh...tapi kan ga ada buktinya secara pekerjaan saya udah selesai semua gitu loh he..he....-mencoba 'ngeles' ala pejabat, red-).

Dan masih jelas teringat, tepat 1 April tahun 2009 kemaren, lagi asyik check facebook...tiba-tiba..ding ding..tanda pop-up chat muncul di layar komputerku. Hm..sapa seh neh? Ternyata salah satu temen yang memberitahukan kalo buku yang baru kita luncurkan kemaren udah laku 1000 eksemplar di Jogja. Haaa....masa seh? peluncurannya aja palingan baru seminggu tapi buku-nya udah laku terjual 1000 eksemplar dan di luar Jakarta pula...Well...kinda amazing loh...beneran? Tak percaya gw mengklarifikasikan sekali lagi ke teman gw itu dan sekali lagi juga dia mengkonfirmasikan kalo berita itu benar adanya. Wahhh, senang dan girangnya hatiku dunk....tapi tak lama kemudian temen gw itu bilang,"Gotcha kena gw kibulin lo Vie" terus doi ketawa jelek gitu...Haaaa....gw kena kibul, jadi temen gw ini boong dan langsung keluarlah sederet panjang omelan dan sumpah serapah gw tujukan ke temen gw yang usil itu....Tapi dengan santainya dia nanggepin kejengkelan gw dengan,"Jangan marah2 dunk, ini kan APRIL MOP."

Sebelum membahas tentang APRIL MOP ini lebih lanjut, pada tau ga sih sejarah-nya APRIL MOP ini?? Pasti enggak kan? karena kita taunya cuma ikut2an lucu2an aja. Well, based on info yang gw cari browsing di inet....begini neh sejarahnya...

April Mop, dikenal dengan April Fools’ Day dalam bahasa Inggris, diperingati setiap tanggal 1 April setiap tahun. Pada hari ini, orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Hari ini ditandai dengan tipu-menipu dan lelucon lainnya terhadap teman dan tetangga, dengan tujuan mempermalukan mereka-mereka yang mudah ditipu. Di beberapa negara, lelucon hanya boleh dilakukan sebelum siang hari..

Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.

Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.

Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah itinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).

Well, terlepas dari sejarahnya, emangnya penting APRIL MOP? bagi gw seh enggak. Malah sama sekali gw ga inget kalo kemaren tuh tanggal 1 April yang dikenal sekaligus diperingati sebagai hari APRIL MOP. Hm...I dont see a good reason either purpose why people celebrating this APRIL MOP day? ...Kenapa kita merayakan sesuatu perbuatan yang bisa merugikan, minimal membuat jengkel, orang lain? Kan buat lucu-lucuan aja Vie....
Bagi penganut paham APRIL MOP mungkin melihat kalo ngisengin orang lain itu sebagai sesuatu perbuatan yang lucu, tapi apakah sang penganut itu mikir perasaan dan reaksi orang yang diisengin. Apakah orang yang di-isengin nganggep kibulan ala APRIL MOP itu lucu dan menyenangkan juga? Bagaimana kalo ternyata si para korban ini malah merasa dipermainkan sehingga urusan yang tadi cuman iseng lucu2an malah bermutasi menjadi bentuk perselisihan yang panjang. Belom lagi kalo ternyata si korban lemah jantung atau darah tinggi, diusilin kayak gitu bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi loh seperti kena stroke atau meninggal. Wah kalo udah gitu bisa ujung2nya jadi tindakan pidana kan?

Gw jadi inget cerita seorang teman tentang kejadian yang disebut dengan 'Tragedi 1 April' dimana seorang suami merencanakan untuk meng-APRIL MOP-kan sang istri dengan muka serius dan memegang satu koper berisi pakaian di tangannya yang kemudian lalu mengucapkan kata-kata "Aku sudah berniat menceraikan kamu dengan talak 3 karena aku jatuh cinta dengan seseorang yang lain". Sang istri yang sangat terkejut akan hal ini pun menangis sambil memeluk ke-dua buah hati mereka. Setengah jam kemudian, sang suami dengan wajah tak berdosa kemudian berteriak girang "Happy April Mop". Akan tetapi, kali ini giliran si sang suami yang mendapatkan kejutan karena ternyata sang istri tanpa di duga malah berniat untuk benar-benar memperkarakan talak cerai, yang tadinya seh cuman iseng2, yang dilontarkan suaminya ke pengadilan agama.
Kalau sudah begini..apakah APRIL MOP maseh terasa mengasyikkan?
I don't think so !

Makan Siang Membawa Hikmah Pencerahan


Kemaren, baru pulang dari makan siang dan udah nongkrong lagi di balik meja dan nanar menatap satu set kompie kesayangan di ruangan kerja yang juga dicintai oleh teman-teman sekantor -dicintai karena ruangan gw ini selalu tersedia makanan dan berbagai macam cemilan he..he..,red-, sementara pikiran gw maseh terpaku pada satu keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang putri kecil mereka, yang meja tempat mereka menikmati makan siang hanya berjarak satu meja denganku yang juga lagi menikmati makan siang di suatu restoran favorit dekat kantor. Hmm...pasangan itu maseh tampak muda, dilihat dari postur tubuh sang pasangan dan diperjelas dengan menilik usia putri mereka yang kira-kira seumuran dengan putri bungsuku yang masih berumur 7 tahun itu. Senang sekali melihat keluarga kecil ini, mereka terlihat bahagia yang tertera jelas dari bahasa tubuh mereka yang dilingkupi aura kehangatan dan sekali-kali terdengar tawa berderai sang orangtua menanggapi celotehan imut lucu yang terlontar dari mulut mungil putri tercinta mereka.

Tanpa sadar konsentrasi gw yang tadinya tertuju pada makanan dan canda riang dengan teman-teman, teralih mengarah ke keluarga kecil ini. Semakin asyik gw melanjutkan mengamati keluarga itu dari tempat gw berada, sementara teman-teman yang lain sepertinya juga lagi asyik dengan kesibukan bergosip-gosip ria. Kali ini, si putri kecil tampak begitu nyaman dan manja dalam pelukan ayahnya. Bergantian mereka berdua, ayah dan anak, menggoda sang istri sekaligus seorang ibu yang tentunya juga sangat mereka cintai.

Melihat tingkah polah mereka lebih lanjut, semakin terasa pula rasa hangat yang penuh keakraban dan kasih sayang itu menghampiri diri dan hatiku. Akan tetapi, harus diakui gw mulai merasakan adanya suatu keinginan dan kerinduan untuk mempunyai dan menikmati hangat dan nyamannya suasana kekeluargaan yang utuh seperti yang dimiliki oleh keluarga kecil ini. Suatu keinginan yang selama ini selalu gw tepiskan dari hati dan pikiranku. Suatu keinginan yang selama ini selalu tampak terlalu jauh diluar daya jangkauanku. Hm...tapi siang ini, mengapa rasa itu datang dan terasa kuat? Apakah ini hanya merupakan suatu bentuk rasa cemburu akan kehangatan yang dimiliki oleh keluarga kecil itu? Rasanya tidak, karena gw menikmati dan juga tertular merasakan aura bahagia yang tidak sengaja tercipta dari keluarga kecil itu. Hm.....apakah anak2ku juga akan merasakan hal yang sama apabila mereka ada disampingku pada saat ini?

Putusnya pernikahan semestinya juga tak memutuskan dan mematikan tanggung jawab sebagai seorang ayah maupun ibu terhadap anak, dan juga sebaliknya. Semestinya seiring dengan berjalannya waktu, rasa dendam yang dipunyai akan semakin pupus dan perbuatan memaafkan juga melupakan bukan lagi merupakan suatu hal yang sukar dan tidak mungkin. Karena tak bisa dipungkiri, darah yang mengalir di tubuh seorang anak sebagian berasal dari ayahnya dan sebagian lagi merupakan perwujudan kasih sayang yang sama dari sang ibu. Seperti darahku dan darah mantan suamiku yang masing-masing mengambil tempat dan porsi yang sama besar dalam tubuh anak2ku sehingga sampai kapanpun walau telah putus ikatan pernikahan tapi aliran darahku dan mantan akan terus terikat dan bermuara dalam satu tubuh, yaitu tubuh anak2ku.
Menyadari hal ini, saya bersama anak2 masih menyebutkan nama sang mantan dan juga sang ayah dalam doa kami, semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu menyertainya dan semoga Tuhan melindungi setiap gerak dan langkah yang menyertainya. Bagaimanapun tak dapat dipungkiri, kebahagiaan sang ayah adalah kebahagiaan anak2 dan kesedihan anak2 adalah juga kesedihan sang ayah walopun mungkin sekarang rasa itu belum dapat terwujud dengan sempurna. Namun, keyakinan akan niat baik dan kekuatan doa diperkuat hubungan darah akan menjadi sempurna suatu saat kelak.

Poem: Keep On Trying To Make A Brand New Start:)



When I feel down because I didn't get what I want
I just sit tight and be happy, because God is thinking of something better to
When something happens to myself, good or bad, consider what it means
There's a purpose to life's events,
To teach myself how to laugh more or not to cry too hard.

Stop looking backward instead of pointing out my feet forward
I can't go back to make a brand new start
But I can start from now and make a brand new ending
God didn't promise days without pain, laughter without sorrow, sun without rain
But He did promise strength for the day, comfort for tears, and light for the way

Disappointments are like road humps
They slow down a bit
But I enjoy the smooth road after wards
Don't stay on the humps too long
I Just Have to Move on!

Kesedihan, Kemalangan dan Penderitaan adalah Hal Sepele :)


Kepedihan, kemalangan, penderitaan dan kehilangan bisa terjadi dengan banyak cara dan kejadian. Hal itu bisa saja terjadi ketika hubungan berakhir seperti perceraian yang gw alami, meninggalnya orang yg kita sayangi, atau bahkan ketika pekerjaan terasa tak bersahabat dengan kita.

Namun, apapun dan betapapun beratnya kesedihan dan kemalangan yang dirasa, selalu harus kita tanamkan dalam pikiran dan yakini dalam diri bahwa kita sendirilah arsitek dan kontraktor sejati kehidupan yang sedang dijalani ini.
Pikiran dan keyakinan ini akan membuat kita bisa melihat setiap pelaku, warna dan tekstur kehidupan dengan penuh optimisme dan cinta.

Kita bertemu dan ditinggal pergi oleh orang-orang yg ditakdirkan bersinggungan dengan kehidupan kita. Orang yang mendatangkan sukacita kedalam hidup kita maupun sebaliknya yang menoreh penderitaan dan kepahitan. Tetapi seperti halnya dunia dan segala isinya yang bersifat fana, maka itu semua juga tidak akan berlaku untuk selamanya. Belajarlah dari hikmah yg bisa kita ambil dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan dan kegagalan sesungguhnya juga memberikan kita pelajaran dengan tujuan yang sama melalui cara yang lain. Karena kehidupan memberikan banyak guru tapi makna pelajaran yang sama bahwa tidak ada kehidupan yang sia-sia.

Setiap hari adalah undangan yang membawa kesempatan untuk merubah apa yang mau kita rubah, menawarkan pilihan untuk mencintai, dicintai dan berbahagia. Kalau kita mau untuk sedikit berhenti berpusat pada kemalangan diri sendiri, Insya Allah kita akan menyadari dan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini tentunya karena suatu alasan. Kadang kata "mengapa" ini tak pernah bisa sepenuhnya dipahami atau dijawab selain dengan pikiran dan hati yang penuh dengan keimanan percaya bahwa kehidupan ini maseh dipenuhi oleh tak terhitung banyaknya karunia-karunia Tuhan yang sabar menanti kita untuk menyadari dan menggapainya.

Karunia Tuhan ini adalah harapan. Harapan selalu ada dalam setiap kesulitan. Harapan hidup di masa depan. Harapan adalah keyakinan bahwa segala sesuatunya akan menjadi lebih baik. Hanya harapanlah yang membuat banyak manusia terhindar dari kematian spiritual dan harfian di masa-masa penuh penderitaan dan kesulitan.
Yang penting untuk diingat adalah apa yang dipikirkan oleh pikiran dan dipercayai oleh hati, sesungguhnya akan terwujud adanya.

Sinetron Century Akankah Berakhir??


Setelah hampir 3 bulan berlalu, kinerja Pansus Century hampir mendekati babak akhir walaupun kisah sinetron Century itu sendiri belum tentu memasuki episode terakhir. Seperti laiknya sinetron-sinetron Indonesia, akhir cerita yang sebenarnya seh sudah dapat diduga akan tetapi yang membuat istimewa dari sinetron Century ini dibandingkan sinetron-sinetron lainnya adalah sang sutradara belum tentu membuat ending yang seperti biasanya, yaitu dimana akhirnya sang jagoan akan menang dan kebenaran akan terungkap setelah terlihat kalah mulu dari awal sinetron dimulai.

Pansus Century yang anggota-anggotanya juga merupakan anggota DPR sebagai tokoh jagoan dalam sinetron Century ini awalnya tidak terlalu mendapat simpati dari pemirsa.Jarang banget kan ada sinetron dimana tokoh jagoannya malah mendapatkan simpati? Ini lagi satu keistimewaan sinetron ini dibandingkan sinetron lainnya:)
Citra DPR yang selama ini dianggap legislasi, bukannya sebagai pengawas dan pengoreksi, penguasa baik karena kuatnya koalisi penguasa di DPR atau karena negosiasi kompromi yang dilakukan para petinggi Partai Politik yang memiliki perwakilan penguasa dan pengusaha di DPR membuat pemirsa apatis dan meragukan kinerja Pansus ini. Ditambah sidang pansus yang meskipun terbuka untuk umum, akan tetapi berlangsung sangat lama dan terkesan bertele-tele dengan segala intrik-intrik yang menggelikan sekaligus menjijikkan mungkin semakin menambah kejengkelan pemirsa yang terlihat semakin tidak peduli dengan ending dari sinetron Century ini.

Namun setelah beberapa babak sinetron ini berjalan, beberapa anggota Pansus ternyata sudah ada yang mulai benar-benar memperlihatkan kesungguhannya melebihi dari sekedar akting, semakin menunjukkan keberpihakan kepada kepentingan rakyat dan bangsa. Kesungguhan beberapa anggota Pansus membuat rakyat sebagai pemirsa sinetron ini lama kelamaan memberikan dukungan dan mendorong terselesaikannya sinetron Century ini secara terbuka, tegas, dan adil.

Beberapa intrik yang lazim terdapat dalam suatu sinetron juga ada dalam sinetron Century ini. Intrik yang istimewa, yang lebih dikenal dengan nama koalisi. Koalisi yang juga berarti kerjasama untuk mencapai tujuan sebenarnya tidak mempunyai arti negatif, walaupun sekarang ini cenderung dinilai negatif oleh publik karena koalisi yang ada sekarang adalah koalisi yang tidak memakai hati nurani yang hanya berorientasi pada uang dan kekuasaan.
Koalisi yang hendak dibangun seharusnya dilandasi oleh tekad dan tujuan yang sama, yakni ingin memunculkan pemimpin nasional baru yang lebih baik, dan bukan semata-mata demi meraih kursi empuk kekuasaan plus jabatan-jabatan bergengsi lainnya.
Koalisi seharusnya bertujuan untuk menyelamatkan bangsa serta memberi peluang terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat dan kepentingan bangsa.

Sebelum diputus di rapat paripurna 2 Maret mendatang, proses pertarungan Pansus Century masih akan berlanjut di perumusan kesimpulan dan rekomendasi. Pansus harus membuat kesimpulan satu suara. Bukankah ini hal yang sulit? Bisa jadi posisi hasil kesimpulan fraksi akan berubah di kesimpulan dan rekomendasi akhir jika Partai Demokrat lihai bermain. Sebab, untuk merumuskan kesimpulan yang akan dibawa ke paripurna DPR, PD dan PKB pasti tak mau menyetujui kesimpulan PKS, PG, PDIP dan Hanura yang menyatakan Boediono dan Sri Mulyani bersalah. Di sinilah pertarungan akan terjadi sebelum masuk pertarungan besar di paripurna DPR. Kalaulah kesimpulan Pansus Century akhirnya menyatakan Boediono dan Sri Mulyani bersalah, PD dan PKB masih bisa melobi kekuatan PAN, PPP dan Gerindra untuk menolak keputusan pansus itu di sidang paripurna.

Jika sidang paripurna tidak menemukan jalan musyawarah mufakat untuk memutuskan hasil kesimpulan dan rekomendasi Pansus, maka jalan voting pasti akan diambil. Dalam paripurna ada mekanisme voting one man one vote dari anggota dewan. Sistem seperti ini bisa membuat kelompok koalisi (pihak sang musuh) semakin di atas angin atau malah terjadi keajaiban kelompok oposisi (pihak sang jagoan) yang akhirnya dapat membasmi kejahatan dan menumpas ketidakadilan. Memang, tidak mudah untuk menebak ending sinetron Century ini. Akankah sang musuh dengan segala usaha baik halal maupun yang 'dihalalkan' akan mampu membungkam kebenaran atau akhirnya seperti kata pepatah 'kebenaran akan terungkap juga' dan dimana 'kebatilan akan terkalahkan'?? Wallahualam.

Walaupun bukan termasuk pemirsa setia sinetron Indonesia, tapi khusus sinetron Century ini, saya berkeinginan untuk melihat ending seperti biasa, dimana sang jagoan lah yang pada akhirnya akan menang. Saya ingin menyaksikan politik daging sapi yang bersandar kepada penjagaan citra, koalisi, kredibilitas, dan integritas palsu yang hanya dilakukan untuk menutup-nutupi suatu kepentingan busuk suatu kelompok, dapat dipatahkan oleh suatu manuver sikap tegas yang berharkat dan bermartabat yang bersandar pada pembangunan citra, koalisi, kredibilitas dan integritas yang hakiki dan sebenar-benarnya, sejujurnya untuk kepentingan bangsa dan kesejahteraan rayat Indonesia. Amin!

Have You Ever Realised That....


Today we have higher buildings and wider highways, but shorter temperament and narrower points of view.

We spend more, but enjoy less. We have bigger houses, but smaller families. We have more compromises, but less time. We have more knowledge, but less judgment. We have more medicines, but less health.

We have multiplied our possessions, but reduced our values. We talk much, we love only a little, and we hate too much.

We reached the moon and came back, but we find it troublesome to cross our own street and meet our neighbors. We have conquered the outer space, but not our inner space.

We have higher income, but less morals… These are times with more liberty, but less joy… With much more food, but less nutrition…

These are days in which two salaries come home, but divorces increase. These are times of finer houses, but more broken homes.

That’s why I propose that as of today -- We do not keep anything for a special occasion, because every day that we live is a special occasion. Search for knowledge, read more, sit on our front porch and admire the view without paying attention to the needs. Pass more time with our family, eat our favorite food, visit the place we love and dream.
Life is a chain of moments of enjoyment; it isn’t only survival.

Let’s tell our families and friends how much we love them. Never pass up a chance at adding laughter and joy to our life. Every day, hour, and minute are special… Because we never know if it will be our last…

New Year's Resolution.....Apaan Tuh?????



Every new year people make resolutions to change aspects of themselves. They believe are negative. A majority of people revert back to how they were before and feel like failures.

Most people who make resolutions do so without actually really thinking it through. They say things like wanting to lose weight and its not a real goal or something they truly aspire to. With the long string of broken promises and unmet resolutions made on new years day I have found myself very much against the idea.

I wonder what the point is. I think that I should goals to improve myself everyday, not at just the start of the year. I never write them down and they're usually just the same things I've been meaning to do anyway. Just because I decide to say them at the beginning of the year doesn't make me any more likely to complete them sooner. I will accomplish them at the same time I would even without the New Year.

I find that if force myself to make goals, I'm less likely to follow through than if I am inspired to do it. Inspiration comes when it comes. I'm not going to look for things that need to change in my life. I don't define phases in my life by the societal ways of telling time, that just doesn't make sense.

If people ask me how 2009 was, I have to go into a well... the first 2/3 was the best year of my life, then the last third was absolutely terrible. The time frame of a year just doesn't fit my personal phases, and resolutions are like beginnings of phases.

Moreover, I also think a New Years resolution is something temporary. Guess if I need to make a change in my life I am going to do it now and not wait a moment longer. I prefer to make straight up and instant commitment to myself. No putting something off until the new year to do it. Nor anything that would only last for that one year. If I wait all that's going to happen is I am going to come up with an excuse to wait a little longer.

So friends, This year I challenge you all to a new resolution ala Vie:) I challenge you to just be yourself and start making the changes now and don't wait for the new year:)

Tolong Jangan Mencari Keuntungan Dari Kami, Perempuan Yang Bercerai!



Banyak orang yang sebenarnya masih blurrr mengenai sistem hukum Indonesia seperti misalnya yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan dan perceraian, akan tetapi kebanyakan tidak tahu kemana dan pada siapa harus bertanya tentang hal ini. Bagi kaum berduit, tentunya tinggal datang ke kantor advokat komersial setempat dan beres deh, tapi ya tentu saja informasi itu tidak gratis alias si pencari informasi akan dikenakan biaya konsultasi yang kisarannya berbanding lurus dengan tingkat popularitas dan ketenaran si pemberi informasi.

Bagi pihak yang berduit minimum cukup dan dibawah taraf kecukupan sampai batas titik nol skala kecukupan, tentunya masalah biaya ini merupakan masalah dan kendala yang cukup besar. Apalagi bagi pihak yang misalnya sedang mengalami masalah yang berkaitan dengan perceraian, wajar aja kalau kemudian terdengar keluhan dari mereka yang ibaratnya 'sudah jatuh tertimpa tangga pula', sudah ditimpa musibah menghadapi ancaman perceraian tapi bukannya ditolong malah ditambahkan macam-macam masalah dan musibah yang lain.

Kenapa ga meminta bantuan ke LBH setempat aja yang dikenal tidak memungut biaya untuk konsultasi maupun pendampingan? Hm... bisa seh..tapi kendalanya sumber daya LBH sangat terbatas. Jadi walaupun LBH akan berusaha untuk dapat selalu mengoptimalkan segala daya upaya yang ada untuk semaksimal mungkin membantu pihak yang membutuhkan bantuan, seringkali jumlah yang meinta bantuan lebih banyak daripada jumlah yang dapat dibantu oleh LBH.
Yah, memang tidak bisa dipungkiri idealisme tidak bisa berdiri sendiri, juga dibutuhkan dana untuk membantu orang lain. Dan too bad, Indonesia sebagai negara hukum malah tidak memberikan bantuan dana untuk memberikan pelayanan hukum gratis bagi warga negaranya yang membutuhkan.

Tetapi, bukannya berarti untuk pihak yang bisa membayar jasa advokat juga tidak lepas dari masalah. Misalnya kasus yang menimpa teman gw, sebut saja Miss X. Si Miss X yang berasal dari keluarga berduit yang tentunya dapat dengan mudah menyewa jasa advokat yang terkenal sekalipun, kenyataan yang terjadi adalah Miss X merasa dirugikan karena sudah merasa membayar mahal akan tetapi hasil yang didapatkan tidak seperti yang diharapkan. Setelah mencari keterangan dengan susah payah dan diam-diam, ternyata si advokat Miss X 'kong-kalikong' dengan pihak mantan suami-nya. Gw tidak habis pikir, si advokat kok mau-maunya mempertaruhkan reputasi dan mengkhianati sumpah profesi-nya ber-'kong-kalikong' dengan pihak lawan, tetapi rasanya praktek seperti itu bukan hanya sekali ini saja terjadi di Indonesia.

Terus contoh kasus berikutnya yang menimpa temen gw yang lain, yang lagi kebingungan mencari informasi mengenai prosedur pembuatan akte kelahiran untuk anak-nya yang lahir di luar pernikahan resmi. Karena kurangnya sosialisasi informasi dasar hukum ke masyarakat, temen gw yang memakai jasa advokat komersial itu dikenai biaya pembuatan akta kelahiran 20 kali lipat dari biaya resmi. Hm...apakah ini berarti mental beberapa adovakat juga mempunyai mental 'calo' seperti yang juga dilakukan oleh sebagian polisi dalam urus-mengurus pembuatan Surat Ijin Mengemudi? Masak seh, sudah susah payah kuliah dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit (untuk yang kuliah di universitas swasta) dan yang disubsidi oleh negara (untuk yang kuliah di universitas negeri) maseh aja cita-citanya menjadi 'calo'?

Atau contoh yang menimpa diri gw sendiri. Pengadilan agama setempat memotong sejumlah besar uang penghiburan dari mantan suami tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dengan santai-nya panitera pengadilan setempat berkomentar,"Kita potong sebesar Rp xxxx ya Bu, sebagai tanda terima kasih Ibu kepada para Hakim yang telah menolong penyelesaian perceraian Ibu."
Dan ketika gw menanyakan kenapa tidak memberitahukan gw terlebih dahulu, komentar yang gw dapat hanyalah," Ahh, Ibu seperti tidak tahu saja, ini sudah biasa kok Bu." dan panitera itu pun menutup telepon-nya.
Gw hanya terdiam dan berpikir,"apa yang dimaksud dengan 'biasa' ya?", sewaktu gw mencoba untuk menghubungi nomer panitera tersebut, selalu nada sibuk yang terdengar ataupun panitera itu yang selalu dikabarkan tidak ada di tempat.
Dan kemudian sewaktu gw mengeluhkan hal ini ke advokat yang gw minta bantuannya, advokat itu malah menguatkan pernyataan panitera pengadilan agama tadi yang intinya kalo hal itu memang sudah menjadi kebiasaan dan tidak ada gunanya untuk ditindak lebih lanjut. Gw yang sudah patah arang, malah semakin patah arang. Kok tega-teganya pengadilan agama yang seharusnya menguasai hukum agama malah mengambil uang secara paksa yang menjadi hak seorang janda?

Satu lagi contoh kasus ekstrim yang dialami oleh saudara sepupu jauh gw. Uang idah yang seharusnya dia terima secara tunai, malah diterima secara angsuran untuk beberapa bulan, yang anehnya lagi angsuran uang idah ini dilakukan oleh pihak pengadilan agama, bukan langsung dilakukan oleh pihak mantan suami. Ketika ditanyakan hal ini kepada pihak mantan suami-nya, jawaban yang didapat adalah pengadilan agama yang meinta agar uang idah dibayarkan ke pihak mereka dan nantinya mereka yang akan memberikan kepada sepupu gw itu.



Beberapa contoh kasus diatas (dan gw yakin maseh banyak kasus-kasus lain yang menimpa pihak wanita pada umumnya) memperlihatkan dan membuktikan bahwa kita maseh BUTA HUKUM atau sengaja di-BUTA HUKUM-kan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Kita tidak mempunyai pengetahuan yang memadai tentang hukum, bahkan fasilitas ataupun prosedur hukum pun tidak jelas, bahkan kita juga tidak dapat percaya 100% apakah pengacara yang kita gunakan jasanya akan membela hak kepentingan kita secara benar atau malah 'bermain menikam' kita dari belakang. Keadaan ini lah yang menyuburkan tindakan-tindakan 'premanisme dan korupsi' ataupun 'penindasan hak asasi manusia' dapat terjadi.

Banyaknya pengalaman mengalami nasib ‘ketidak-adilan’ di pengadilan sewaktu proses perceraian maupun ‘ketidak-adilan’ yang maseh berlanjut sampai setelah keputusan bercerai diketuk palu oleh hakim membuat para perempuan yang akan bercerai menjadi apatis terhadap pengadilan di Indonesia. Harapan mendapatkan pengadilan yang adil sudah menjadi arang. Sebagian besar komentar mereka, “semua hasil keputusan pengadilan, biarpun hitam di atas putih belum tentu punya kekuatan hukum”; atau,”hakimnya sendiri bilang ke saya lebih baik terima nasib aja karena hukum di indonesia gak bakal memenangkan si wanita”; atau,”sama juga boong karena semua tergantung niat baik sang mantan suami”; atau,” Mending duit diskusi buat beli susu anak”; atau,”ah perkara gw udah lewat…telat neh ngadainnya…udah basi”; atau,” untuk menuntut hak anak, saya sudah lelah sekali”; atau,” secara perceraian yang menimpa kita bukan kasus yang pertama kali terjadi gw yakin dari dulu juga udah banyak pihak yang mengusahakan hak2 perempuan dalam kasus perceraian tapi yah nyatanya setiap kasus perceraian mo dibantu or ga dibantu lawyer tetep ajah menempatkan kaum perempuan di titik lemah”: atau,” ujung-ujungnya juga duit yang bikin hampir kebanyakan dari kita give up.”

Itu realita, dan jujur, kadang gw juga lelah juga kadang pesimis sepertinya kondisi keadilan di Indonesia tidak akan pernah berubah, tidak akan bisa, setidaknya, mendekati kondisi mendekati ideal. Tapi lantas gw berpikir, perjuangan untuk membawa suatu perubahan ke arah lebih baik tentu jalannya tidak akan pernah mudah. Nyawa saja menjadi hal yang dipertaruhkan dalam medan perjuangan. Itulah yang kita ketahui terjadi pada para pahlawan kita masa pra kemerdekaan dulu , dan juga yang dialami oleh almarhum Munir. Tetapi seperti kata pepatah yang mengatakan bahwa “sesuatu yang berharga layak diperjuangkan” atau “setiap perubahan yang diinginkan pasti menuntut adanya korban” atau seperti yang digambarkan oleh film-film di layar lebar dan ataupun seperti yang dituliskan pada buku cerita kalo yang namanya jagoan itu pasti kalah dulu, menderita dulu sebelum menang.

Jadi sebenarnya wajar kalo jalan kita seperti ini. Sepertinya susah, dead-end. Hidup mencakup banyak hal yang tidak kita inginkan. Hidup yang menyakitkan dan menimbulkan kekecewaan. Banyak diantaranya diluar kendali kita, dan tidak dapat kita ubah. Kadang, kita tidak dapat kembali untuk mengulang hubungan dengan cara yang lebih baik.Tapi kita dapat memutuskan untuk terus maju memulai hidup baru dengan cara baru yang lebih baik. Karena kita akan lebih mampu untuk memandang kembali masa-masa sulit yang menyakitkan itu dengan melihatnya sebagai perbaikan hidup, bukan sebagai trauma yang kadang kala dibawah alam sadar tidak ingin kita lepaskan dan lupakan.
Selama maseh ada niat, asa dan rasa rindu akan adanya suatu perubahan, jangan pernah lelah untuk keep on fighting.

Gw percaya bahwa apabila diri kita bersedia untuk tidak memikirkan diri sendiri, melainkan juga memikirkan orang lain dan lingkungannya berarti berbuat sesuatu yang berarti juga menunjukkan tanggung jawabnya terhadap kehidupan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Beralih dari posisi statis seperti menyalahkan kejadian dan sistem menjadi mengetahui masalah dan keterlibatan kita dalam kejadian perceraian tersebut, memungkinkan kita untuk dapat lebih menerima perceraian tersebut dan bersedia membantu orang lain dengan mengadakan suatu perubahan. Kalaupun perubahan itu tidak terjadi pada masa dan diri kita, tapi setidaknya tidak akan ada lagi seorang wanita lainnya yang mendapatkan perlakuan yang tidak adil.